Alhamdulillah, setelah perjuangan yang mengharu biru, akhirnya suami dan anak saya sudah mengajukan visa family reunion ke Jerman pada Selasa, 1 Agustus 2017 kemarin. Proses untuk bisa memenuhi persyaratan visa ini cukup panjang, terutama karena kami baru mendapatkan kontrak sewa apartemen (mietvertrag) pada 28 Juli 2017.
Kami pun terpaksa mengubah jadwal pengajuan visa 3x karena saat itu belum juga berhasil mendapatkan mietvertrag tersebut. Belum lagi deg-degan tidak dapat termin karena bulan Agustus-September biasanya adalah peak-season nya kedutaan Jerman karena musim liburan serta persiapan sebelum mahasiswa mulai studi. Namun, Allah sungguh luar biasa memberikan kekuatan dan kemudahan dalam perjuangan kami.
Di dalam postingan ini, saya hendak berbagi pengalaman bagaimana mengurus visa family reunion (kumpul keluarga) untuk suami dan anak. Adapun visa studi saya, sudah diajukan pada 19 Juli 2017.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi, sbb:
I. Membuat Jadwal Termin Kedutaan Jerman di Jakarta
- Jenis National Visa (Resident Permit) untuk Kumpul Keluarga/ Family Reunion. Perjanjian bisa dibuat di tautan INI.
- Kita bisa memilih hari dan waktu yang tersedia.
- Kita bisa membuat termin paling cepat 3 bulan sebelumnya.
- Termin bisa dibatalkan paling tidak 24 jam sebelum jadwal termin (tautan pembatalan ada di email). Dan setelah dibatalkan, bisa mengajukan lagi jadwal yang lain (dalam kasus urus visa suami dan anak, saya sampai 3x mengubah jadwal karena tak kunjung mendapat apartemen keluarga)
- Termin paling pagi adalah jam 7.30 dan paling siang jam 11.00.
- Print email konfirmasi termin
II. Menyiapkan dokumen Visa Kumpul Keluarga
Untuk Suami/ Istri (dibuat 2 rangkap), antara lain:
- Foto Biometrik ukuran 3,5 x 4,5 cm sebanyak 2 lembar, background putih/ abu-abu muda (keterangan lengkapnya di SINI). Foto jangan dilem/ ditempel di formulir. Cukup dilampirkan di bagian depan formulir dengan paper clip.
- Formulir permohonan visa yang sudah diisi lengkap dan sudah ditandatangani (Unduh di SINI)
- Lembar Periksa Perjalanan Pasal 54 dan 55 yang sudah ditandatangani (Unduh di SINI)
- Surat Undangan dari Pasangan yang ke Jerman. (Contoh suratnya bisa diunduh di sini: Invitation letter)
- Fotokopi bukti Sewa Apartemen Keluarga (mietvertrag)
- Terjemahan Akta Nikah dalam Bahasa Jerman
- Fotokopi akta nikah yang telah dilegalisir di 3 kementerian dan Kedutaan Jerman
- Letter of Acceptance (Surat penerimaan dari kampus)
- Letter of Guarantee/ Letter of Scholarship (Surat jaminan finansial) yang menyatakan biaya pertanggungan untuk keluarga (pasangan)
- Surat izin dari profesor/ jurusan yang menyatakan boleh membawa keluarga (tambahan untuk penguat dokumen)
- Fotokopi Kemampuan Bahasa Jerman Level A1 (Dalam beberapa kasus, bisa diganti dengan fotokopi ijazah S1 dan transkrip nilai yang dilegalisir dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Lengkapnya tentang peraturan bahasa ini, bisa dilihat di sini: Syarat A1 dan Pengecualiannya)
- Fotokopi Polis Asuransi Perjalanan (saya dan keluarga menggunakan Mawista karena lebih murah dan mudah pendaftarannya)
- Fotokopi Paspor yang masih berlaku minimal 1 tahun dan fotokopi paspor milik pasangan yang ke Jerman. Paspor asli juga harus diserahkan untuk pengecekan dan pemrosesan. Setelah selesai, paspor akan dikembalikan
- Uang senilai 60 Euro dalam bentuk rupiah sesuai kurs pada hari itu (usahakan dengan uang pas). Saat suami mengajukan visa, kurs 60 Euro senilai dengan Rp 940.000,-
- Sebagai penguat aplikasi visa, suami saya menambahkan surat rekomendasi dari mentor orang Jerman dan sertifikat saat suami ikut pelatihan di Jerman.
Untuk Anak (dibuat 2 rangkap), antara lain:
- Foto Biometrik ukuran 3,5 x 4,5 cm sebanyak 2 lembar, background putih/ abu-abu muda (keterangan lengkapnya di SINI). Foto jangan dilem/ ditempel di formulir. Cukup dilampirkan di bagian depan formulir dengan paper clip.
- Formulir permohonan visa yang sudah diisi lengkap dan sudah ditandatangani oleh kedua orang tua (Unduh di SINI)
- Lembar Periksa Perjalanan Pasal 54 dan 55 yang sudah ditandatangani oleh kedua orang tua (Unduh di SINI)
- Surat Undangan dari Ibu/ Ayah yang ke Jerman. Contoh suratnya bisa diunduh di sini: Invitation letter)
- Fotokopi bukti Sewa Apartemen Keluarga (mietvertrag)
- Terjemahan akta kelahiran anak dalam Bahasa Jerman
- Fotokopi akta kelahiran anak yang telah dilegalisir di 3 kementerian dan Kedutaan Jerman
- Letter of Acceptance (Surat penerimaan dari kampus) milik Ayah/ ibu yang studi di Jerman.
- Letter of Guarantee/ Letter of Scholarship (Surat jaminan finansial) yang menyatakan biaya pertanggungan untuk keluarga.
- Surat izin dari profesor/ jurusan yang menyatakan boleh membawa keluarga (tambahan untuk penguat dokumen)
- Fotokopi Polis Asuransi Perjalanan (saya menggunakan Mawista karena lebih murah dan mudah pendaftarannya)
- Fotokopi Paspor yang masih berlaku minimal 1 tahun dan fotokopi paspor milik ayah/ ibu yang studi di Jerman. Paspor asli anak juga harus diserahkan untuk pengecekan dan pemrosesan. Setelah selesai, paspor akan dikembalikan
- Uang senilai 30 Euro dalam bentuk rupiah sesuai kurs pada hari itu (usahakan dengan uang pas). Saat mengajukan visa, kurs 30 Euro senilai dengan Rp 470.000,-
Nah, berikut detail proses pengurusannya:
- Hadir paling lambat 30 menit sebelum jadwal visa/ termin. Saya memilih termin paling pagi (jam 07.30) dan stand by di depan kedutaan Jerman pukul 07.00. Pintu bagian konsuler kedutaan dibuka pukul 07.15.
- Untuk anak yang masih bayi, tidak harus datang (sebaiknya tidak usah dibawa supaya tidak mengganggu kalau rewel/ menangis).
- Tunjukkan paspor dan print termin kepada petugas keamanan Kedutaan di pintu masuk.
- Pengecekan barang dan badan. Untuk alat elektronik (HP, laptop, dll), akan disimpan di loker petugas keamanan dan tidak diperbolehkan dibawa ke dalam kedutaan.
- Menuju lantai 2 ke bagian pengurusan visa (lewat tangga samping pos petugas keamanan)
- Tunjukkan paspor dan serahkan print termin kepada satpam di ruang visa. Satpam akan mengecek kesesuaian termin dengan data kedutaan, kemudian baru duduk.
- Satpam mengarahkan kita untuk menyusun berkas aplikasi visa studi sesuai urutan dokumen dengan arahan kedutaan (seperti list di atas).
- Dalam menyusun berkas-berkas dokumen, gunakan paper clip saja, jangan di-staples/ hekter dan juga jangan diberi map.
- Tunggu panggilan petugas loket. Untuk visa resident permit, ada di loket 4.
- Setelah dipanggil, serahkan dokumen 2 rangkap (dengan urutan dokumen yang sama).
- Petugas loket akan bertanya perihal keperluan visa, dan juga mengecek kelengkapan dokumen. Contoh pertanyaannya: berapa besaran beasiswa dan family allowance-nya, alamat apartemen keluarganya, dll.
- Seberapa detail pertanyaannya, tergantung karakter petugas loket yang bertugas. hehehe… Yang penting, jawablah dengan tenang apabila ditanya. Jangan emosi, apalagi ngeyel.
- Untuk memperkuat jawaban dan argumen, sampaikan berkas-berkas pendukung jika diperlukan.
- Apabila ada yang kurang sesuai isian formulir atau urutannya, akan diberitahukan petugas loket. Dan apabila ada dokumen yang tidak diperlukan, akan dikembalikan.
- Pengambilan sidik jari kedua tangan (untuk bayi dan anak yang masih terlalu kecil, tidak perlu pengambilan sidik jari)
- Jika sudah lengkap, petugas loket akan meminta biaya visa.
- Setelah itu, dipersilakan duduk sambil menunggu proses visa diselesaikan.
- Setelah selesai, akan diberikan lembar pengecekan data dan diminta untuk mengisi nama, email, nomor HP dan tanda tangan di lembar pengecekan tersebut.
- Setelah selesai, kemudian paspor asli dikembalikan beserta kwitansi pembayaran visa. Jangan lupa mengecek kembali paspornya (jangan sampai tertukar)
WAKTU
- Proses pengurusan visa bergantung ramai atau tidaknya pemohon. Saat saya dan suami ke sana, masuk ruang visa jam 07.30, bertemu petugas loket jam 07.40 untuk penyerahan berkas anak saya. Kemudian, karena pengajuan visanya sekalian untuk suami, jadi berkas anak dan suami diserahkan bersamaan. Selesai proses urus visa jam 08.15.
- Untuk visa sendiri memerlukan waktu 6 – 8 minggu proses. Berkas akan dikirim langsung ke Imigrasi kota tujuan di Jerman. Apabila sudah 4 minggu, coba tanyakan progress visa via email kedutaan.
- Jika sudah jadi, pemohon akan dikontak melalui email untuk penempelan visanya. Jangan lupa bawa paspor dan kwitansinya ya.
TIPS
- Bawalah buku bacaan untuk menunggu giliran panggil visa
- Lebih enak mengambil termin paling pagi, karena bisa lebih awal dan antrian tidak terlalu banyak
- Jangan lupa membawa bolpoin sendiri untuk jaga-jaga
- Bawa semua dokumen/ berkas asli dan juga rangkapan fotokopian dokumen untuk jaga-jaga.
- Tempat fotokopian letaknya cukup jauh dari Kedutaan Jerman, dan biayanya lebih mahal. Pun kalau terpaksa harus fotokopi, bisa ke Grha Mandiri yang letaknya di seberang belakang Kedutaan.
Begitulah pengalaman aplikasi visa suami dan anak untuk kumpul keluarga. Kalau ada yang hendak ditanyakan, feel free to ask :). Semoga sukses dan lancar
PS: Visa suami dan anak masih dalam proses. Semoga tidak perlu tambahan dokumen lainnya dan disetujuan permohonan kumpul keluarganya supaya bisa berangkat barengan akhir September nanti. Aamiin yaa Allah.
