Quantcast
Channel: Sunu Family
Viewing all 257 articles
Browse latest View live

Q.S. Al Hujurat (49): 13

$
0
0

Q.S. Al Hujurat (49): 13

49_13

Translation

English

O mankind, indeed We have created you from male and female and made you peoples and tribes that you may know one another. Indeed, the most noble of you in the sight of Allah is the most righteous of you. Indeed, Allah is Knowing and Acquainted.

Indonesian

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Chinese

眾人啊!我確已從一男一女創造你們,我使你們成為許多民族和宗教,以便你們互相認識。在真主看來,你們中最尊貴者,是你們中最敬畏者。真主確是全知的,確是徹知的。

Pinyin: Zhòngrén a! Wǒ què yǐ cóng yīnán yī nǚ chuàngzào nǐmen, wǒ shǐ nǐmen chéngwéi xǔduō mínzú hé zōngjiào, yǐbiàn nǐmen hùxiāng rènshi. Zài zhēnzhǔ kàn lái, nǐmen zhōng zuì zūnguì zhě, shì nǐmen zhōng zuì jìngwèi zhě. Zhēnzhǔ què shì quánzhī de, què shì chè zhī de.



Doa Ibu

$
0
0

Alhamdulillah, syukur tiada terkira. Allah masih memberikan Kasih dan Sayang-Nya padaku sehingga hingga hari ini aku masih berada di dunia. Syukur tiada terkira. Hari itu, tanggal 14 Januari, 26 tahun lalu, Ibu melahirkanku ke dunia. Beragam rasa, campur aduk kualami sekarang ini. Namun, satu yang pasti, Alhamdulillah… Alhamdulillah… Alhamdulillah….

Berada di puluhan ribu mil dari tanah air, tak membatasi doa-doa ibu untukku. Pagi ini, sebuah doa tulus terkirim dari my dearest mom and dad TT_____TT.

“Assalamualaikum. Adek, selamat ultah ya. Semoga diberi umur yang barokah, diberi ilmu yang bermanfaat, diberi jodoh yang diridhoi Allah swt, diberi rezeki yang barokah, selalu menjaga kesehatan lahir dan batin, selalu mendoakan orangtua, keluarga, kaum muslimin dan muslimat, sakinah, mawaddah, wa rahmah, khusnul khotimah. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin….” – Mak

#Yaa Allah, kabulkanlah doa ibundaku…. Pintaku dari lubuk hati yang terdalam….

doa-ibu

 


Hehuanshan Trip

$
0
0

Seeking for snow in Taiwan’s winter….

Sabtu, 19 Januari 2013 lalu, aku bersama teman-teman FORMMIT dan Asia University pergi ke Hehuanshan, sebuah jajaran pegunungan yang terletak di daerah Nantou (Central Taiwan). Hehuanshan ini letaknya sekitar 2,5 jam perjalanan dari Asia University yang letaknya di daerah Taichung. Info terkait Hehuanshan lengkapnya bisa dibaca di SINI atau SANA. Jalanan yang sempit dan berkelok-kelok selama menuju ke sana sempat membuat beberapa kawan “tumbang” karena cukup membuat pusing. Apalagi melihat ketinggian gunung yang mencapai lebih dari 3,000 meter bisa dibayangkan betapa tingginya (bagi yang phobia ketinggian, jangan duduk di pinggir jendela ya).

Akhirnya, setelah melalui perjalanan panjang dan mendebarkan (#eh, ndak ding, wong tidur :D ), terbayar seketika saat kami mencapai puncak Hehuanshan. Btw, fyi pada awalnya kami berniat ke sini untuk melihat hamparan putih salju yang memenuhi seluruh penjuru gunung (harap dimaklumi manusia tropis yang pengen banget lihat salju :D !).

Harapannya melihat yang seperti ini

Harapannya melihat yang seperti ini

Namun apa daya, manusia hanya bisa berencana, Allah-lah yang menentukan segalanya. Sesampainya di sana, cuaca sangat cerah! Dan tanda-tanda putihnya salju tak tampak. Instead of salju, yang didapatkan adalah serpihan es serut. Hehehe…–> esnya bener-bener berbentuk seperti es serut panjang-panjang. MaasyaAllah :) . Tinggal tambahin sirup ama buah nih :D

321305_10152455674410402_1033668375_n

Menurut mbak-mbak guide-nya, salju ada di sana ketika udara cukup dingin dan hujan turun di hari sebelumnya. Perkiraan cuaca mulanya menunjukkan bahwa pada weekend itu akan ada cukup salju yang turun. Namun, kenyataannya langit sangat cerah dan terang :D ! Maka, karena kurang dingin, salju pun mencair. Yang ada hanyalah sisa-sisa bongkahan dan serutan es yang masih bertahan di karang-karang gunung.

However, tetap selalu harus kita syukuri. Karena hari nan cerah itu membawa pemandangan yang amat sangat kusukai; clear blue sky! Dengan paduan warna hijau pepohonan dan variasi warna natural lainnya :)

304964_10152451044390402_1972919409_n

MaasyaAllah… Kurang cantik apa?

IMG_2807

Pengen jadikan gambar ini sebagai my own captured-postcard

Ada hikmahnya juga. Jika salju turun, kemungkinan besar jalanan menuju ke Hehuanshan akan padat merayap, macet total karena orang-orang akan ke sana semua ^^! Alhamdulillah…. Kita harus senantiasa bersyukur :) .

305054_10152451044735402_1211116040_n

My journey

InsyaAllah, will come to Hehuanshan again for seeing “SALJU” for sure (in next winter :D )!


Semangat Penumbuhan

$
0
0

Sudah lama ndak mbaca buku nih. I found this interesting and inspiring writing. Sakjane mbiyen wis tawu maca. Tapi penyakitku adalah pelupa, maka kubaca ulang buku ini. Nah, ada satu bagian dari buku yang menarik untuk di-copas di sini :) . Isinya insyaAllah bermanfaat buat kita semua. Semoga Semangat Penumbuhan ini bisa kita tebarkan, kepada siapa saja dan apa saja yang kita cintai karena Allah. Jaa, selamat membaca :) !

Semangat Penumbuhan

(diambil dari buku “Serial Cinta” chapter 19 hal. 61)

Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.

Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.

Kita tidak boleh berhenti diujung perhatian sembari mengatakan kepada sang kekasih: “Aku mencintaimu sebagaimana kamu adanya.” Atau: “Aku menerima dirimu apa adanya.” Memahami dan mengerti sang kekasih tidaklah cukup. Seorang pecinta sejati harus mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita mengintervensi kehidupan pribadinya dan mengatur kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak! Yang dilakukan seorang pecinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.

Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang pecinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup di samping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman, keterampilan dan kepribadiannya, tidak bertumbuh dalam 10 tahun perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan mengobrol dengan seseorang yang hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para pecinta sejati menemukan gairah kehidupan dari perbuhan-perubahan dinamis dalam kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang dirasakan seorang ibu ketika ia menyaksikan bayinya tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.

plant-growing

Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan adalah sisi paling rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa, yang mungkin meledak bagai halilintar atau membanjiri bumi dengan hujan air mata. Di sini cinta adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.

Di tangan Rasulullah saw Aisyah bukan hanya seorang istri. Rasulullah saw telah menumbuhkannya menjadi bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tantawi mengatakan: “Istriku yang hanya tamatan SD ternyata lebih intelek daripada mahasiswi-mahasiswiku yang sudah hampir sarjana.” Beliau mengatakan itu setelah melewati 1- tahun masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru. Maka ia berkata tentang gurunya itu: “Dan nafas cintanya meniup kuncupku jadi bunga.”

***
Semoga aku dan dia yang sudah ditakdirkan oleh NYA sejak di lauh mahfuzh, dapat saling menjaga semangat penumbuhan sepanjang hayat.

Aku dan dia yang halal untukku, akan menjadi “kami” yang saling menumbuhkan, menjadi lebih baik dari sebelumnya, untuk semakin mendekat pada Nya.

Semoga…. aamiin….


Pak Kliwon dan Mie Ayam

$
0
0

Yogyakarta senantiasa menjadi destinasi utama dalam setiap liburanku, entah itu masa cuti kerja (dulu) maupun saat libur semester (#jadi anak kuliahan lagi ;D). “Mudik” ke Yogya kali ini salah satu agendanya adalah berkunjung ke my lovely SMA, Teladan Jayamahe :D !

Nah, tak kusangka, saat melewati jalanan dekat SMAku, kulihat  sesosok (?) gerobak dengan tulisan yang amat familiar. Gerobak itu turut mendampingiku selama 3 tahun di SMA (2001-2004); itulah gerobak mie ayamnya “Pak Kliwon”. Buat para Teladaners, Mie Ayam Pak Kliwon sudah menjadi panganan #wajib :D

IMG_3733

Kenapa aku begitu surprised dengan hadirnya gerobak mie ayam itu? Itu karena sudah hampir 8 tahun terakhir ini, aku tak lagi mencicipi nikmatnya mie ayam Pak Kliwon. Dari cerita yang kudengar, sebenarnya Pak Kliwon sudah berjualan mie ayam sejak awal tahun 1990-an, sehingga mereka sudah ada di sini puluhan tahun lamanya. Maka tak heran, untuk generasi 90-an dan awal 2000-an, keberadaan mereka sangat spesial :D . Senantiasa menjadi penolong perut yang kelaparan di kala jam makan siang :D . hehehehe….

Sekitar tahun 2006-an, aku pernah mendengar kabar dari kawan-kawan bahwa semua pedagang kaki lima yang ada di sekitar sekolahku dilarang berjualan oleh Pemkot Jogja sehingga mau tak mau mereka menyingkir (termasuk pak Kliwon). Tentu, hal ini menjadi kehilangan yang cukup besar, tak hanya untuk para pedagang kaki lima, tetapi juga para siswa sekolahku. Karena Mie ayam ini punya nilai historis yang luar biasa  buat kami.

Sejak saat itu, mereka berjualan di sebuah tempat sederhana di Jalan Wates (yang cukup jauh dari sekolah). Pernah kucoba menelusuri jalanan itu untuk “sekedar” makan mie ayam ini, namun takkunjung juga kutemukan. Maka dari itu, begitu terkejut (bercampur bahagia) aku saat melihat gerobak mie ayam pak kliwon kembali hadir di dekat my lovely SMA :D ! Namun sekarang memang letaknya tak lagi di tempat semula, melainkan di dekat pagar pembatas dengan gedung sebelah.

IMG_3737

 

Saat aku menghampiri gerobak itu, jam menunjukkan pukul 12 kurang, which means beberapa saat sebelum jam istirahat (kalau pas jam istirahat, aku yakin bakalan ramai sangat ^^”). Maka, kugunakan kesempatan ini untuk “nostalgia” sambil berdiskusi dengan pak dan mbak kliwon ini. Aku menanyakan kepada Pak Kliwon terkait update terakhir tentang usaha mereka, tentang lokasi mereka di Jalan Wates, hingga alasan kembali lagi ke depan SMA. Berpindahnya mereka ke lokasi lain menyebabkan penurunan omset penjualan mereka, dan itu sangat signifikan. Sempat kutemukan raut sedih di wajah beliau, sehingga daripada ber-mellow ria, kualihkan pembicaraanku.

Kupesan semangkuk mie ayam spesial dengan segelas es teh yang rasanya sangat khas :D ! Sewaktu SMA dulu, aku sering memesan minum 2 gelas :D ! hahaha…. Dengan cekatan, beliau menyiapkan mie ayamku dan mbak kliwon segera membuatkanku segelas es teh :D !

IMG_3734

Saat makan, kujumpai pula “adik-adik” SMA yang sedang menikmati mie ayam mereka. Mereka sempat menyapa dan menanyakanku *yang heboh ini ngliat mie ayam Pak Kliwon.

IMG_3739

Semangkuk mie ayam ini Rp 5.000,- sahaja

Setelah puas makan dan minum (*alhamdulillah), kutanyakan berapa total harganya. Karena terbiasa dengan biaya hidup dan harga makanan Jakarta, kusiapkan 2 lembar uang sepuluh ribuan. Saat mendapat jawabannya, ternyata murah bangeeeeeet :D !! Terharuuuuuuu TT_____TT. Satu gelas es teh dihargai Rp 1.500,- dan semangkuk mie ayam dengan pangsit Rp 5.000,-. Jadi, totalnya Rp 6.500,-. Angka 6.500 merupakan harga yang cukup fantastis murahnya (dan ini masih sering kutemukan di Yogyakarta #love Jogja :D !). Kata pak Kliwon, harganya memang harga standar Jogja, jadi memang berasa murah :D

Finally, karena aku sudah terburu waktu untuk berangkat ke bandara (balik ke Jakarta), segera aku pamitan kepada mereka. Tak lupa, sebelum itu aku minta tolong adik2 SMA untuk mem-fotokan kami (Aku dan pak + mbak Kliwon).

IMG_3741

Alhamdulillah, semoga di waktu yang akan datang bisa mampir dan berkunjung lagi ke sini. Sambil reunian dengan teman-teman, khususnya TELADAN 2004 :D ! Hi friends, it’s been 12 years lho since our first time in SMA 1 (2001). hohoho~ Jom, mari kita berkumpul lagiiii :) !


Wanita dan Angan

$
0
0

Beberapa waktu lalu, daku membaca sebuah buku karya Bang Darwis aka Tere Liye yang berjudul “Berjuta Rasanya”. Buku ini menjadi teman bacaku selama perjalanan “pulang” dari Jakarta ke Taipei via Singapore. Memang, perjalanan senantiasa menjadi masa yang paling tepat dan efektif untuk membaca habis sebuah buku :D . Perjalanan gak akan terasa membosankan, walaupun itu berjam-jam lamanya (*pesan moral, rajin-rajinlah membaca, terutama ketika menunggu. hohoho~)

Kembali ke topik awal. Sudah lama rasanya daku ndak membaca buku bertemakan “beginian”. Tapi karena tertarik dengan tulisan-tulisannya Bang Darwis (terutama dari update status and notes beliau di FB), jadi penasaran dengan karya-karya tercetak beliau (*saya dah punya beberapa karyanya, tapi belum kebaca semuanya ^^”). Eniwei, buku ini punya cover yang cukup unik dan menarik lho:

tere liyeKemudian, di dalam buku ini ada satu bagian yang cukup “nyentil” dan membuatku menertawakan diriku sendiri (*inget pengalaman jaman “muda” dan “lugu” dulu). Terkait kadar Ge-eR para kaum hawa yang menurutku memang irasional dan lebay (silakan jika ada yang mau protes ke saya, soalnya pernah ngalamin sendiri *oops)

Begini cuplikan paragrafnya (oleh Tere Liye, “Berjuta Rasanya” halaman 28):

“Mungkin ada benarnya juga buku-buku itu bilang. Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri. Ia tak kuasa lagi membedakan mana yang benar-benar nyata, mana yang hasil kreasi hatinya yang sedang memendam rindu.

Kejadian-kejadian kecil, cukup sudah untuk membuatnya senang. Merasa seolah-olah itu kabar baik. Padahal, saat ia tahu kalau itu hanya bualan perasaannya, maka saat itulah hatinya akan hancur berkeping-keping. Patah hati! Menuduh seseorang itu mempermainkan dirinya. Lah, siapa yang mempermainkan siapa, coba?

Berbagai kejadian remeh-temeh justru dianggap seperti pertanda terbesar dalam kehidupan cintanya. Ternyata perasaan itu semua hanya ada di hati kalian….”

Setelah membaca bagian ini, sempat tertohok juga ^^”, wanita itu memang kadang terlalu gampang terbuai oleh angannya sendiri. Kalau bahasa temanku “terbang melayang, lupa menginjakkan kaki di bumi”. Untuk tetap logis dan rasional saat jatuh hati, mungkin akan sulit rasanya. Maka, menurutku sangat diperlukan “penyetir” dalam mengelola “fitrah manusia” akan rasa ini, yaitu dengan “iman”.

Pernah beberapa kali berdiskusi dengan banyak teman (*wanita tentunya), bahwasanya kejadian ini memang lumrah terjadi. So, kita-kita jika punya sahabat yang seperti itu, haruslah saling mengingatkan untuk menginjakkan kaki di bumi. Apalagi, jangan sampai perasaan fitrah ini diganggu-gugat oleh para setan yang menggoda hati dan pikiran.

Yang perlu ditanamkan dan dicamkan, jika memang sudah jodohnya, percayalah ia takkan kemana. Karena ia sudah ditetapkan oleh-Nya sejak di Lauh Mahfudz. Bahasa “mak” saya, jodoh yang diridhoi oleh Allah. Kalau sudah jodoh, jalannya menuju ke sana pun akan dimudahkan dan dilancarkan.

So, no need to lebay yah~ Inget-inget selalu untuk menginjakkan kaki di bumi, dan berpikir logis :) . Jangan terlalu tinggi terbang, karena jika jatuh akan sakit sekali rasanya :)

#pengingat untuk diri sendiri juga niy :D


Wanita Mandiri (?)

$
0
0

Suatu waktu, my dear mom tiba-tiba memberikanku sebuah nasihat. “Dek, sekali-kali jadilah seorang wanita yang wanita.”

Saat itu, aku jadi bengong en bingung. “Maksudnya gimana, Mak?” tanyaku.

“Adek terlalu mandiri dan apa-apa dikerjain sendiri. Itu bikin laki-laki pada takut en merasa minder”, jelas mak-ku.

Akupun terdiam cukup lama. Hm… Benarkah begitu? Saat itu aku sempat berpikir itu cuma kekhawatiran ibuku saja yang agak berlebihan, mengingat putri bungsunya yang satu ini belum juga menggenapkan separuh dien-nya di umur yang udah cukup “matang” (#atau tua ya ^^”, gak berasa dah 26 tahun).

Terlepas dari jodoh itu memang sudah ditentukan Allah (termasuk waktunya), namun sebagai bentuk ikhtiar untuk terus memperbaiki diri dan tidak berlebihan dalam segala sesuatunya (#menjadi terlalu mandiri), maka aku coba telaah lagi kejadian-kejadian yang kualami selama ini.

We_Can_Do_It_-5464

Kalau dipikir-pikir, ada beberapa kasus yang menyimpulkan bahwa aku memang “menyeramkan”. Salah satu contohnya, aku sering menolak untuk dibantu untuk membawakan barang or angkut-angkut sesuatu pas ada kegiatan organisasi or lainnya. Simply, karena aku memang merasa kuat dan bisa membawanya. Dalam beberapa kejadian, kayaknya aku pernah juga dengan sangat keras kepalanya gak mau dibantu walaupun aku sendiri kepayahan (ckckck, parah juga ternyata gw).

Evenmore, sore ini aku mendapat cerita tak terduga dari kawan akrabku. Bahwasanya ia juga pernah mendengar seseorang memberi “testimoni” tentang diriku, yang nadanya itu kurang lebih sama dengan ibuku. Yang membuatku agak shock, testimoni itu datangnya dari kawan lain (dia laki-laki). Penyebabnya simple, ketika itu si temanku tersebut pernah menawarkan bantuannya untuk membawakan barang untukku, namun kutolak (kayaknya dengan gayaku yang memang sok cuek ^^”).

Pemikiranku, karena memang sudah terbiasa untuk angkat-angkat barang sendiri even itu galon air sekalipun :D , en apa-apa ngerjain sendiri, maka ketika ada tawaran itu, aku merasa tidak membutuhkannya. Is that too much? Terlebih, background dan pengalamanku selama ini memang melatihku untuk menjadi seorang wanita “perkasa” dan mandiri. In some cases, ada juga yang menyebutku sangat “jantan”. hahaha…. -___-”. Ini smua mungkin secara ndak sadar membuatku jadi berlebihan.

Here, I’m not trying to blaming the others ataupun membuat suatu excuse untuk diriku sendiri. Namun pada intinya, dari kejadian ini cukup membuatku tersadar bahwa kayaknya daku memang perlu evaluasi diri. Benarkah daku ternyata punya masalah yang sebenarnya  sudah agak akut? Sementara selama ini aku pribadi gak pernah merasa itu menjadi masalah (atau akunya yang memang gak sadar itu MEMANG masalah ya?)

Tapi, sungguh aku gak sadar kalau itu bisa menjatuhkan harga diri para kawanku yang laki-laki. Kodratnya bukan begitu. Benarkah? Anyone can help me to answer it?

Di kasus paling ekstrim, bisa saja ada orang yang beranggapan “terlalu mandiri” untuk ukuran seorang wanita tu memang gak boleh dan jadi menyeramkan. Too high! MaasyaAllah… Sedihnya hatiku. Benarkah?

Jika memang benar, sungguh aku harus banyak-banyak beristighfar kalau sikap “normalku” itu bisa menyakiti harga diri seseorang, terlebih laki-laki. Banyak orang yang bilang kalau laki-laki itu inginnya dihargai. Jadi ketika ada yang menawarkan bantuan untuk angkut-angkut barang, ya diterima aja walaupun kita-kita kaum hawa bisa membawanya. Itung-itung turut memberi kontribusi dalam penyebaran dan pemerataan perbuatan baik.

Karenanya, skarang ini aku mau berpikir ulang dan mengevaluasi diri lagi jikalau kebiasaanku ini memang menjadi masalah yang harus segera ditangani. So, untuk para kawanku semua, mohon maafkan yang sebesar-besarnya atas sikap yang berlebihan ini. Sungguh, itu ndak ada sama sekali maksud untuk merendahkan atau menjatuhkan. Na’udzubilah….

Jaa, let me try to re-evaluate myself and solve this “problem”, and be a more “wanita” :) . Terima kasih banyak makku sayang, sudah mengingatkan :”)


Officially Missing (the old) Me

$
0
0

Judul yang aneh… (batinku)

Beberapa hari terakhir ini, aku mengalami goncangan batin yang cukup hebat. Entah mengapa, tiba-tiba aku sangat kangen dengan diriku yang dulu. Sosok aku di masa-masa semester awal kuliah S1 di Jogja dulu. But, hal ini bukan berarti aku tidak bersyukur dengan keadaanku sekarang ini. Bukan, bukan itu.

Satu hal yang sangat aku rindukan dari aku yang dulu adalah ketenangan hati dalam menghadapi segala macam permasalahan. Bisa selalu berbaik sangka dan bijak ketika ada masalah-masalah duniawi.

hindsight

Picture from: http://bit.ly/QyXcm

Gundah, gulana. Rasa ini tercipta karena adanya was-was yang dihembuskan setan, right? Astaghfirullah. Apakah ini pertanda aku menjauh dari-Nya sehingga menjadi sosok yang tidak lebih baik dari aku yang dulu? Astaghfirullah…. Na’udzubillah. Sungguh aku orang yang merugi TT____TT

Aku sangat rindu denganku yang dulu. Mudah memaafkan, takbanyak berpikir hal-hal negatif, senantiasa berbaik sangka dengan segala keputusan-Nya, senantiasa teratur dan terjadwal, dan itu membuat hati sangaaaaat sejuk. Aku ingin kesejukan itu datang kembali di hati ini.

Tapi ini bukan saatnya untuk berlama-lama ber-mellow ria.

Teringat nasihat senseiku dulu, hal yang paling sulit kita temukan dalam suatu penelitian adalah merumuskan masalah. Dan ini takhanya berlaku di penelitian saja, sebenarnya begitu pula adanya di kehidupan nyata. Tak banyak yang menyadari permasalahan yang ada di dalam dirinya. Bahkan di tingkat yang paling parah, dia merasa baik-baik saja padahal ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya, tapi ia taktahu itu apa.

Maka, ketika kita bisa merumuskan masalah itu, haruslah kita bersyukur karenanya. Dan setelah itu, jangan berlama-lama berkutat dengan masalah. Segera lakukan analisis dan merumuskan strategi dan perencanaan ke depannya. Dan senantiasa, camkan dalam hati baik-baik. Bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya, tak ada yang sia-sia atau kebetulan di dunia ini. Tak ada yang cacat dari segala perencanaan Allah.

Jangan menyesali apa yang sudah terjadi, yang perlu kita fokuskan ke depannya adalah dengan memperbaikinya. Dan yakinlah, bahwa DIA adalah sebaik-baiknya Penolong. Dan DIA sungguh sangat dekat.

Let me run and come back, get closer to YOU….

(Alhamdulillah, Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semuanya sudah diatur oleh-Nya… Selalu ada pelajaran di setiap kejadian dan peristiwa. Mari kita renungkan dan pikirkan….)



The 2013 Yangmingshan Flower Festival

$
0
0

Senin, 18 Februari 2013 lalu, aku bersama 2 orang temanku sesama mahasiswa Indonesia di NCCU pergi ke Yangmingshan. Di Taipei sini, ada acara rutin tahunan bernama Yangmingshan Flower Festival di tiap awal musim semi (sekitar akhir Februari – pertengahan Maret). Berhubung pas hari itu masih liburan kuliah dan hari cerah, maka berangkatlah kami ke sana.

Dari kosku menuju ke Yangmingshan, bisa dikatakan cukup jauh; memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan (paling lama karena antri bis sebenarnya ^^”). Tapi, demi menyambut musim semi yang sebentar lagi tiba, dan setelah hampir empat bulan melalui dinginnya cuaca di Taiwan, tak bela-belain ke sana :D !

logo

Yangmingshan (陽明山) yang terletak di sebelah utara antara kota Taipei dan New Taipei City, memang sangat terkenal dengan festival bunga yang digelar tiap tahunnya di musim semi. Untuk tahun 2013 ini, Yangmingshan Flower Festival digelar pada 12 Februari hingga 10 Maret, yang meliputi area taman yang sangat luas, dan juga berbagai macam bunga. Yang paling menarik adalah cherry blossom (atau lebih dikenal dengan SAKURA) yang mulai bermekaran. Sakura terkenal tidak hanya di Jepang, tetapi juga di Negara-negara lain di Asia Timur, termasuk Taiwan. Ada beragam jenis sakura yang ada di Yangmingshan, seperti;  mountain cherry, Yaezakura (Peony Sakura), Yoshino cherry, dan Showa cherry.

Sakura da!

Sakura da!

Image

Sekilas mengenai sejarah Yangmingshan, pada mulanya tempat ini disebut sebagai Grass Mountain semasa Dinasti Qing. Kemudian, sebagai bentuk penghargaan dan untuk memperingati salah satu scholar bernama Wang Yangming yang hidup di masa Dinasti Ming, tahun 1950 Presiden Chiang Kai-shek mengubah nama Grass Mountain menjadi Yangming-shan.

Patung Yangming

Patung Yangming

Eniwei, untuk menuju ke Yangmingshan, cara termudah dan ternyaman adalah dengan menaiki MRT jalur Merah tujuan Tamsui, turun di stasiun MRT Jiantan. Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan bis 15, 260, R5 dan 111 menuju Yangmingshan. Sekitar 30 menit kemudian, sampailah kita di terminal Yangmingshan. Dari terminal tersebut, kita dianjurkan menaiki shuttle bus menuju lokasi festival bunga.

Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke sana adalah selama bulan Maret hingga awal April, saat sakura sedang bermekaran dengan penuhnya. Dan pastikan perkiraan cuaca pada hari tersebut untuk mendapatkan pemandangan yang sempurna; indahnya bunga dan birunya langit. Disarankan untuk berangkat ke Yangmingshan pada pagi hari, agar saat tiba di sana matahari tidak terlalu terik. Siapkan pula payung, topi, perbekalan makanan dan minuman yang cukup supaya bisa mengelilingi taman dengan kuat. Waktu ke sana, aku sengaja bawa nasi bekal :D

Oya, bagi penggemar fotografi seperti daku, jangan lewatkan kesempatan ini dengan membawa lengkap segala keperluan fotonya. Kuro chan full gear + lensa 55-250 mm + tripod.

Satu perjuangan, foto-foto!

Satu perjuangan, foto-foto!

Informasi lebih lanjut tentang The 2013 Yangmingshan Flower Festival, dapat lihat website resminya. Selamat menikmati sakura dan mengagumi kebesaran + keindahan ciptaan-Nya :D !


Ilmu Menunggu & Berharap

$
0
0

Beberapa saat yang lalu, temanku men-share status plus plus notes-nya Bang Tere Liye aka Bang Darwis. Unik en menarik judulnya, tentang; *Ilmu menunggu dan berharap :) . Mari kita baca, renungkan dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, untuk konteks apapun :)

***

Ini selalu saja menjadi pertanyaan banyak orang. Bagaimana sebaiknya menunggu sesuatu? Bagaimana berharap sesuatu? Apa yang harus dilakukan saat menunggu? Apa yang harus dikerjakan saat berharap? Bagaimana kalau ternyata hasilnya sia-sia, mengecewakan?

Saya tidak punya jawaban pastinya; tulisan ini hanya menawarkan beberapa konsep atau pemikiran yang mungkin bisa digunakan sebagai penjelasan, lantas membentuk pemahaman baik. Saya selalu menyukai pendekatan ini, temukan beberapa pemikirannya, jadikan dia kaki-kaki pondasi, lantas baru bangun pemahaman yang kokoh.

Image

Setidaknya ada tiga poin pemikiran dalam mengelola proses menunggu dan berharap. Here we go:

1. Kita tidak pernah tahu mana yang baik, mana yang buruk

Ini pondasi paling mendasar. Ditegaskan berkali-kali dalam banyak rujukan. Tapi Bang Tere, saya ingin sekolah di situ, ingin kuliah di sana, saya ingin dia jadi jodoh saya, ingin pekerjaan itu, ingin hasil tersebut. Well, itu manusiawi, namanya juga keinginan. Namun sungguh, kita tidak pernah tahu mana yang baik, mana yang buruk. Bahkan dalam kasus ekstrem, kita harus berangkat naik pesawat, menjenguk Ibu di kampung halaman, sudah menunggu lama, pesawatnya delay, sudah ditunggu lebih lama lagi, pesawatnya malah cancel. Secara kasat mata, berangkat naik pesawat, menjenguk Ibu, itu baik buat kita. Tapi apakah demikian? Belum tentu. Boleh jadi delay-cancel tersebut menyelamatkan nyawa kita, karena di perjalanan ternyata terjadi bencana.

Nah, apalagi dalam urusan menunggu jodoh misalnya, berharap pada seseorang. Mau dia tampan pol macam anggota boyband, baik hati maksimal seperti Poh si kungfu panda, kaya, dsbgnya, dstnya, kita tidak pernah tahu mana yang baik, mana yang buruk. Boleh jadi pernikahan tersebut malah berantakan, kacau balau.

Pun sebaliknya, untuk hal-hal buruk yang tidak kita harapkan. Kita sudah berharap habis2an lulus kuliah di sebuah kampus; sudah menunggu pengumuman, ternyata tidak diterima. Sedih? Marah? Ayolah, siapa yang bilang tidak diterimanya kita tersebut berarti kabar buruk? Kita saja yang mendefinisikannya demikian. Apalagi saat ujian PNS, teman2 di terima, kita tidak, siapa bilang itu kabar buruk? Kita tidak pernah tahu mana yang baik, mana yang buruk. Pondasi ini harus dalam sekali, tidak bisa digoyah-goyah oleh urusan kecil.

2. Bukan hasilnya, tapi prosesnya

Nah, pondasi pemikiran kedua adalah: selalu pentingkan prosesnya. Bukan hasilnya. Bicara tentang proses, maka jelas dia melingkupi dari awal hingga akhir. Ujung ke ujung. Ketika orang hanya fokus ke hasil akhir, mudah sekali dia akan kecewa. Menyalahkan orang lain. Tapi saat dia fokus ke prosesnya, kalaupun kecewa, ya tidak terlalu amat.

Kita sudah belajar mati2an untuk lulus SNMPTN, gagal. Nah, lihat prosesnya. Kita sudah belajar; boleh jadi ilmu tersebut berguna untuk tes di kampus lain yang ternyata lebih baik. Kita sudah menunggu bertahun2 seseorang, lihat prosesnya, apa yang kita lakukan saat menunggu? Tidak akan kecewa kalau kita menggunakan seluruh waktu tersebut untuk terus memperbaiki diri. Toh hasil tersebut juga kita tidak tahu baik atau buruk; tapi dengan proses yang dijalani dengan baik hingga ke ujung, kita masih punya sesuatu.

3. Berharaplah kepada Yang Maha tempat semua pengharapan bermuara

Pondasi pemikiran ketiga yang melengkapi kaki-kaki konsep ini adalah kepada siapa kita berharap? Kepada siapa kita menambatkan proses menunggu tersebut? Saya tidak akan panjang lebar membahasnya, silahkan direnungkan dengan panjang lebar saja. Baca berulang-ulang kalimat ini, sambil memejamkan mata: Berharaplah kepada Yang Maha tempat semua pengharapan bermuara.

Dengan ketiga pondasi ini, maka pertanyaannya sekarang adalah apakah kita perlu jawaban bagaimana menunggu dan berharap yang baik? Saya rasa tidak. Kuasai tiga pondasinya, maka dengan sendirinya akan tumbuh pemahaman baik yang kokoh.


Semester Baru! Semangat Baru!

$
0
0

Semester 2 sudah dimulai! Ndak terasa, sudah tiga minggu semester ini berjalan. Dan tugas-tugas pun mulai silih berganti hadir TT__TT. However, ada kesenangan tersendiri ketika mulai menjalani tugas sebagai seorang mahasiswa yang (seharusnya) rajin membaca dan pergi ke perpustakaan untuk memperluas cakrawala pengetahuannya :D .

Di semester ini, aku kembali mengambil 4 mata kuliah (*dengan tugas bejibun yang mendampinginya), antara lain: Development Policies of the Asia Pacific Region, Religion in Taiwan, Political Development of Taiwan, dan Modernization and Ethnic Groups of Southwest China. 

It seems that walaupun daku adalah lulusan “Hubungan Internasional” dengan titel Sarjana Ilmu Politik, aku tak lagi terlalu mendalami hard politics. Semakin hari selama di Taiwan sini, aku memiliki kecenderungan yang lain. Oh No! Aku mulai beralih hati ke antropologi dan etnologi~ ahahay~ (Geje me :D )

Image

Aku menemukan passion dan kesenangan dalam mempelajari dua bidang keilmuan ini, yang berfokus pada society and culture. Sometimes, I said kenapa gak dari dulu aye konsentrasi ke bidang ini! hahaha… (*oops, bukan maksudnya menyesali apa yang sudah kulewati selama 5 tahun 2 bulan di bangku kuliah). Kucoba analisis, di Indonesia studi terkait antropologi dan etnologi tidak “seterkenal” jurusan sosial yang populer seperti manajemen, akuntansi, psikologi, hubungan internasional atau komunikasi. Karena para siswa SMA tahun terakhir, tidak tahu detail terkait apa yang akan mereka pelajari, dan lebih tergiur pada “prospek” kerja di masa depan.

Alhamdulillah, untukku belum terlalu terlambat. Di jenjang pendidikan master, ilmu (terutama sosial) menurutku semakin ter-spesifikkan di satu sisi, juga ter-interdisipliner-kan di sisi lain. Sehingga, jangan heran kalau batas-batas keilmuan sosial semakin faded. Di Taiwan sini, aku belajar di jurusan Asia Pacific Studies, which has very broad issues and themes. As the brief description of the program: We offer an interdisciplinary approach with four areas of concentration; international relations, society and culture, political economy and public governance.

Nah, ke depannya aku memantapkan diri untuk mengambil fokus di society and culture, which is sangat related terkait antropologi dan etnologi. Pun, aku baru tahu kalau di dalam studi ini, ada lagi spesifikasi yang lebih khusus. Maka, jika ditanya aku punya minat khusus yang mana, maka kan kujawab: religion and cultural anthropology in East Asia and Central Asia :D

Image

InsyaAllah, di semester ini aku akan mulai mencicil penelitian tesisku seputar Muslim Minority in China and Taiwan. Mohon doanya ya kawans :) ! Smoga ilmu ini bisa bermanfaat. aamiin….

Q.S. Al Hujuraat (49): 13 = ”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal….”


Welcome, Aoi-Chan!

$
0
0

Let me introduce my dear “Aoi-chan”.

Who (#what) is that? That’s my bike! Hahahaha…

Really happy for welcoming her (#Aoi chan) in my life in Taipei~ Alhamdulillah, setelah 7 bulan di Taipei, akhirnya punya sepeda en bisa bersepeda ria :D ! Si Aoi chan melakukan premiere launch pada Rabu, 13 Maret 2013 ini, at 04.50 pm – 05.35 pm. Ia kunaiki dari NTUST (daerah Gongguan) ke kampusku di NCCU di daerah Muzha. It takes 45 minutes only lho! Lumayan~ (#gempor dan #terkapar –> dah lama gak nyepedaan jarak menengah :D )

Image

Aoi-chan da!

Alhamdulillah, special thanks buat mb Emy Mymy atas kepercayaannya “memberikan” si Aoi chan untukku, dan juga mb Nikmah atas bantuannya membantu mencarikan sepeda “nganggur” ^^. Dan spesial thanks untuk pak tukang sepeda di deket NTUST yang sudah menyulap si Aoi chan menjadi bisa dipakai lagi + mahasiswa NTU yang lupa taktanyakan namanya ^^” atas bantuannya jadi penerjemah dadakan. hoho~

InsyaAllah Aoi chan akan selalu bermanfaat untukku, baik itu demi kelancaran wira wiri maupun untuk kesehatan #mari olahraga :D !

Next target; menyusuri Jingmei’s bike track riverbank sepanjang 28 km :D !


Book Review: Ethnic Identity in China – Muslim Minority Nationality

$
0
0

Semester ini, aku mengambil mata kuliah Development of Ethnic Minority in Southwest China. Kuliah yang berlangsung tiap Jumat pagi ini, membahas tentang etnis minoritas yang ada di China, khususnya di daerah Selatan – Barat Daya China (Guangxi, Yunnan, Tibet, etc). Nah, di kelas ini profesor meminta para mahasiswanya untuk membuat review buku yang terkait dengan etnis minoritas di China.

Untuk tugas ini, aku memilih buku karangan Dru C Gladney, seorang antropolog yang expert dalam kajian komunitas Hui China. Berhubung aku memang sangat tertarik dengan Muslim di China, dan (insyaAllah) akan menulis tesis terkait ini, maka aku membaca bukunya. Berikut review singkat tentang buku Gladney :) . Selamat membaca!

Ethnic Identity in China: The Making of a Muslim Minority Nationality
(Case Studies in Cultural Anthropology)
Dru C. Gladney, Florida, Harcourt Brace & Company, 1998, 195 pages

41P4CXH8STL._SL500_SS500_

This book, which is consisting of 7 chapters, explains how are the Muslims “made” in China and how their ethnic and cultural identity formed in China. The “Hui” is the largest Muslim society among 55 official ethnic minorities in China, in which 10 of them are Muslim. Gladney wrote this book based on his field research for period of years, meeting and talking to Hui in more than 400 households throughout China (from north to south and east to west). He found a problem to discover how the Hui view themselves, how they recognize who is Hui. In the introduction, he said that he felt an ambiguity for the status of them. “After almost 3 years of fieldwork in China, the longer I searched for the Hui, the less I understood what made them Hui (p.1)”.

Compare to another 55 ethnic minorities in China, the Hui has the most special case among the others since the Hui distinguished separately and they are out of the four commons category outlined by Joseph Stalin. They generally do not have their own language, peculiar dress, literature, music or the other cultural inventories by which more colorful minorities are portrayed. George and Louise Spindler, the editors said that; for the Hui there is no “we”, because the Hui consist of widely divergent communities living within varying ecological contexts and experience their ethnicity in radically different ways, and they inhabit every major metropolitan area of China and are considered China’s major urban ethnic group. Moreover, they are internally diverse and their presumed ethnicity so ambiguous, so that they are out of the Stalin’s category.

To get further understanding about this matter, Gladney explains the root cause of this problem. In introduction part, Gladney explains about the uniting of China through the politics of ethnic identification and Han nationalism, as well as explanation about “unofficial” ethnicity. China’s centralized, state-sponsored policies as well as cultural politics and identity, directed at Muslims and other minorities. Gladney asked; “Why would anyone want to be recognized as an official minority nationality? And why would the government want to recognize them in the first place?” In the second part, it describes more about who are the Hui. Gladney tries to identify the Hui and the background of the making of the Hui nationality as their ethnic identity in China. The explanation is through ethnicity theory from many approaches, such as: the Chinese-Stalinist approach, the Culturalist approach, the circumstantialist approach. Then, Gladney gives more specific case studies about ethno-religious resurgence in a northwestern Sufi community, fundamentalist revival in Na homeland and the ethno-religious roots, also socioeconomic context and local government policies of Na identity.

The next chapter describes case studies about Chang Ying, gender, marriage and identity in a Hui autonomous village ethno-historical origin of a Hui autonomous village. Chapter five explain more about the urban Hui experience in Beijing, specifically in Oxen street (Niu jie). This chapter also explains government policy and urban strategies. While in chapter 6, Gladney described Chendai, ethnic revitalization in Quanzhou, Fujian. This cultural basis for Chendai Hui identity had a historical monument to Hui Islamic heritage. An interesting part in this chapter is about ethnic identity and ethnic policy of the Taiwanese Muslims. In the end of his book, Gladney explains about ethnic national identity in the contemporary Chinese State.

Compare to other book, Gladney gives detail explanation about the “ambiguity” status of the Hui as an ethnic in China. Specifically, he gives the reader basic understanding about Hui’s identity as Muslim minority nationality, before explaining some case studies and the Hui’s life nowadays. After read this book, I can understand more about the “uniqueness” of Hui’s identity and status as a minority ethnic in China, and its consequences and impact on some issues/ phenomenon in current China’s situation.


Sakura & Its Beauty

$
0
0

IMG_6199

MaasyaAllah, mendapat kesempatan untuk melihat keindahan ciptaan-Nya di bumi Formosa ini; paduan cantik bunga dan kupu-kupu :) . Btw, Sakura, not only in Japan, but also Taiwan too ^^! Oya, sungguh rejeki bisa menangkap gambar kupu-kupu yang hinggap di pohon sakura. Perfecto~

Foto-foto ini kuambil saat ber-hiking ke Zhinan Temple, 17 Maret 2013 yang lalu. Rame-rame bersama warga di Wenshan District, kami berboyong-boyong menuju lokasi dengan menaiki 1200 anak tangga (bener-bener olahraga -____-”).

Photo taken in Zhinan Temple, Muzha

Sakura & Its Beauty

Kupu-kupu da!

IMG_6212

Sakura~

IMG_6221

Again, kupu-kupu


Tour de Masjid in Taiwan

$
0
0

Selama kurang lebih 7 bulan di bumi Formosa, salah satu agenda “jalan-jalan” ku adalah mengunjungi masjid-masjid yang ada. Ada 6 masjid yang cukup besar yang tersebar dari ujung utara (Taipei) sampai ke selatan (Kaohsiung), antara lain: Grand mosque Taipei/ masjid besar Taipei, Taipei Cultural mosque/ masjid kecil Taipei, Masjid Longgang di Zhongli, Masjid Taichung, Masjid Tainan dan Masjid Kaohsiung. Nah, insyaAllah tahun 2013 ini jumlah masjidnya akan bertambah 1 lagi, yaitu Masjid At-Taqwa di daerah Dayuan – Taoyuan yang didirikan oleh para BMI (Buruh Migran Indonesia) di sana.

Image

Dalam bahasa mandarin, Masjid adalah 清真寺 (Qīngzhēnsì)

Walau cuma 6 (dan akan 7) masjid, bukan berarti di Taiwan “miskin” tempat ibadah. Selain masjid, ada pula mushola-mushola kecil yang didirikan di dekat pabrik tempat para BMI bekerja. Fyi, ada sekitar 185.000 BMI yang bekerja di Taiwan lho! Kemudian, ada juga mushola di kampus-kampus Taiwan yang memiliki jumlah mahasiswa Muslim yang cukup banyak seperti di NTUST – Taipei, NCTU – Hsinchu, dan Asia University – Taichung –> kapan ya kampusku punya mushola sendiri TT___TT.

Nah, sejauh ini, Alhamdulillah aku sudah mengunjungi 5 dari 7 masjid yang ada di sini, hanya Masjid Longgang – Zhongli dan Masjid Tainan yang belum kusambangi. InsyaAllah dalam waktu dekat segera ke sana!

Selain kaitannya dengan kebutuhan rohani, kunjunganku ke masjid-masjid ini (ke depannya) juga dalam rangka untuk keperluan penelitian tesisku yang membahas seputar Muslim di Taiwan. Jadi, tour de masjid ini WAJIB dilakukan!

Btw, di seputaran masjid di Taiwan biasanya ada banyak toko produk halal/ restoran halal lho! So, kesempatan berkunjung ke masjid biasanya juga sekaligus untuk membeli pangan halal. Contohnya, di Masjid Besar Taipei, setiap hari Jumat-nya selalu digelar bazaar panganan halal setelah selesai sholat Jumat. Di sana, kita bisa membeli daging ayam/ sapi halal, aneka masakan Timur Tengah, China atau Indonesia, kue-kue, dsb. Kadang, ada juga minuman/ cemilan gratis dari pihak masjid (#maklum mahasiswa :p). So,  Masjid adalah “surga” bagi umat Muslim di Taiwan yang ingin makan sepuasnya dan ndak ragu karena sudah terjamin halal :)

Oya, untuk tahu lebih lanjut tentang masjid di Taiwan, bisa klik beberapa link berikut ini:

1) List of Masjid in Taiwan (in English) with map

2) Daftar alamat Masjid di Taiwan dari FORMMIT

Sedangkan berikut ini adalah foto masjid beserta alamat + rute kendaraannya yang aku copas dari FB KMIT (Keluarga Muslim Indonesia Taiwan):

Image

Masjid Besar Taipei
Alamat : No.62 Xin Sheng South Rd. Sec. 2, Taipei 106, R.O.C. Taiwan
Website : http://www.taipeimosque.org.tw/
Tel. (02) 2392-7364 atau (02) 2321-9445
Fax. (02)-2394-8390 atau (02) 2393-5283
Transportasi :
* Bus 72, 642,280
* MRT Gongguan, naik bus 280, 642, 643 turun di Longan Guoxiao
* MRT Guting, naik bus 235,278,672 turun di Wenzhou
Photo by Mohammad Fazrin Assidiqy

Image

Masjid Kecil Taipei
Alamat : No.3, Lane 25, Sec 1 Hsin-hai Rd.,Taipei – Taiwan (MRT Taipower Building exit 1)
Tel. (02) 23675421
Fax. (02) 23652094
Transportasi :
* Bus 74, 1, 254, 672, 208, 236, 251, 648, 252 (melewati MRT Taipower Building exit 1 atau 2).
* Dari Taipei Main Station dilanjutkan naik bus 236 atau 251, turun di Xinhai Road atau Taipower Building.
* MRT jurusan Xindian (Jalur Merah-Hijau), lalu turun di Taipower Building, keluar dari exit 1.
* Mesjid terletak di Gang no.25 (Lane 25), sekitar gang ke-3 dari pintu keluar MRT exit 1.
Photo by Mohammad Fazrin Assidiqy

Image

Masjid Longgang Chungli
Alamat : No.216, Lungdung Rd., Zhong Li City, Taoyuan, Taiwan 320
Tel. (03) 4561234
Transportasi : Bus 112 dari Terminal Bus Zhong Li
photo by Wijayanto BS

Image

Masjid Taichung
Alamat : No.457, Da-Duen S. Rd., 408, Taichung
Transportasi : Dari Taichung Train Station, menyeberang jalan ke arah PIRAMID. Naik bus no. 20 atau 30, turun di Da-Duen Road.
Tel. (04) 2473-2519
Fax. (04) 2471-3383
Photo by Hendra Kurniawan

Image

Masjid Tainan
Alamat : No 12, Alley34, Lane 34, Sec 3, Chung-Hwa E. Rd., Tainan
Transportasi : (dari Daciao) naik bus no.15 dr Chimei Hospital, turun di Chung-Hwa Road, jalan dari perempatannya, belok ke kanan.
Tel. (06) 2881429
Fax. (06) 2673971
Photo by Prana Andika

Image

Masjid Kaohsiung
Alamat : No.11, Jianjyun Rd., Kaohsiung, Taiwan 802
Transportasi :
* Dari Kaohsiung Train Station, ke kanan sedikit, menyeberang jalan dan menunggu bus no. 88. Turun di Jianjyun Road Intersection.
* Naik MRT dari station yang terletak di sebelah Kaohsiung Train Station, turun di Weiwuying Station, exit 4. Belok ke kiri, jalan sekitar 5-10 menit.
Tel. (07) 7496812
Fax. (07) 7494710
Photo by Iman Harymawan

Image

Masjid At Taqwa, Dayuan
Alamat: Che li 1 St. No. 8, Dayuan Shiang, Taoyuan County 337

Nah, bagi teman-teman yang ada di Taiwan atau yang akan berkunjung ke Taiwan, ayo sempatkan berkunjung ke masjid-masjid ini. Di beberapa masjid, ada pengajian rutin juga lo! So, kita bisa ikutan untuk kajiannya :) . Ditunggu kehadirannya ;)



Tour de Campus in Taiwan

$
0
0

Setelah sebelumya daku menulis tour de masjid in Taiwan, kali ini giliran kampus-kampusnya :) . Eh, jangan salah lho ya, kalo jalan-jalan tu ndak mesti ke tempat-tempat wisata, tapi universitas alias kampus juga bisa jadi salah satu alternatifnya.

Kebiasaanku maen ke kampus sudah dimulai sejak jaman di Jogja dulu. Alhamdulillah, karena tergabung di salah satu organisasi yang memiliki jaringan di 70-an kampus di seluruh Indonesia, jadi bisa punya kesempatan berkunjung ke berbagai kampus di penjuru nusantara. And then, saat berkesempatan mampir ke negara lain juga ndak boleh melewatkan mampir ke kampus-kampusnya, terutama kalau si kampus itu jadi idaman (untuk kuliah) sejak dulu.

Nah, kebiasaan ini kulanjutkan selama di Taiwan sini. Daku yang sudah dikenal sebagai tukang jalan a.k.a. travel freak (-____-”), sangat senang dan bersemangat jika bisa melihat tempat para penerus generasi masa depan menuntut ilmu dan dididik :) . Semangat mereka bisa menular ke diriku #berasa awet muda. Fyi, di Taiwan nan mungil ini, ada sekitar 120-an kampus negeri dan swasta di seluruh penjurunya. Per 29 Maret 2013 ini, beberapa kampus yang sudah kukunjungi, antara lain (*diurut berdasarkan daya ingat):

Image1. National Chengchi University (NCCU) – Taipei

Yang ini mah “rumah” sendiri :D . Kampusku ini sering dikira berada di luar kota Taipei karena letaknya yang mlosok di ujung tenggara Taipei (di jalur MRT warna coklat jurusan Taipei Zoo mentok). Padahal “masih” termasuk di wilayah administratif Kota Taipei (hahaha… –> gak trima ni ceritanya). Sometimes agak susah njelasin dimana lokasi kampusku, karena kadang agak gak enak klo mau bilang “deket Taipei Zoo”. Mau coba ganti image, ntar bilangnya deket “Maokong Gondola” aja. Ni Gondola lumayan terkenal di Taipei :p. Cerita khusus tentang NCCU bisa dilihat di: My Campus – NCCU

2. National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) – Taipei

Ini kampus kedua yang paling sering dikunjungi. Letaknya cukup dekat dengan kota (dan transit bis dari kampusku ke pusat peradaban :p). Kampus ini adalah kampus dengan jumlah mahasiswa Indonesia terbanyak se-Taiwan! Almost 300 orang, mayoritas orang Indonesianya berasal dari ITS (Surabaya), kampus-kampus di Jawa Timur atau Aceh. Oleh karenanya, berbagai kegiatan mahasiswa Indonesia (organisasi, event besar dll) biasanya berpusat di sini.

Selain karena sebagai pusat kegiatan, daku sering ke sana karena di sana ada kantin halal dengan harga yang amat bersahabat :D ! Teman-teman di NTUST sampai “hapal” dengan kebiasaanku “nongkrong” mampir ke kantin. “Chiku ke sini mau beli ayam ya?”, begitu kata mereka :”). hehehe… Karena jumlah muslim yang lumayan banyak ini pula, di NTUST punya mushola sendiri.

3. Taipei Medical University (TMU) – Taipei

Ini adalah kampus yang baru kuhampiri 2 pekan lalu. Para mbak dan mas dokter, ahli gizi, dan profesi di dunia kesehatan lainnya melanjutkan studinya di sini. Letak kampusnya sangat amat dekat dengan ikon Taipei, yaitu Taipei 101. Daku ke sana dalam rangka silaturrahim dengan para mahasiswa baru semester spring di Taiwan daerah utara.

4. National Taipei University (NTPU) – Sanxia, New Taipei City

Kampus ini baru sekali kukunjungi. Letaknya cukup jauh dari kampusku, sekitar 2 jam perjalanan; naik MRT jalur biru sampai mentok, trus lanjut naik bis. Daku ke sana dalam rangka mengantar teman yang baru datang untuk lanjut studi di sana.

5. Chinese Culture University (CCU) – Yangmingshan, Taipei

ImageIni kampus yang sering dikira kampusku, karena singkatannya hampir mirip. Bedanya di huruf “N” di depannya aja :) . Kampus ini sangat kereeen! Karena letaknya di atas gunung dengan pemandangan yang sungguh, maasyaAllah luar biasa cantiknya. Yangmingshan dikenal sebagai pusat taman bunga paling deket di Taipei. Eniwei, kampus ini punya arsitektur bangunan yang khas banget dengan budaya China; memang cocok mencerminkan nama universitasnya “Chinese Culture”. Di sini, ada jurusan seni musik tradisional China, opera China, musik klasik, tari klasik, etc. Menarik! Dan berdasarkan info dari temenku, setahun sekali CCU mengadakan pagelaran besar semacam konser di national hall. Cool B-)!

6. National Taiwan University (NTU) - Taipei

ImageIni dia kampus nomor 1 di Taiwan dan kampus yang masuk di rangking kampus top dunia! Luar biasa deh image-nya di kalangan orang-orang Taiwan :) . Kalo ditanya kuliah di mana, en menjawab “Tai-da” (baca tai-ta), smua bakal kagum (*hiperbolis). Kampus yang mulanya merupakan kampus imperial Jepang ini, letaknya juga di pusat kota. Sungguh luar biasa luasnya! Juga nyaman banget untuk sekedar jalan-jalan sore, adem, ijo, banyak bunga, ada kolam/ danau. Enak deh :D ! Kalo mau keliling kampusnya, disarankan naik sepeda. Daku lumayan sering ke NTU (numpang lewat sebenernya) karena searah dengan jalan menuju NTUST.

7. National Taiwan Normal University (NTNU) – Taipei

Kampus ini semacam “IKIP” di Indonesia. Di sini banyak mahasiswa Indonesia yang belajar bahasa mandarin. Sejujurnya, daku baru akan mampir ke kampus ini besok Sabtu, 30 Maret 2013 dalam rangka ujian bahasa mandarin. hehehe…. Jadi detail ceritanya menyusul aja nggih.

8. Shih Hsin University (SHU) – Taipei

Wah, ini nyaris kelewatan *baru teringat. Daku maen ke kampus ini pas awal-awal baru sampai di Taipei, skitar 2 pekan setelah menginjakkan kaki di Formosa. Mungkin gak banyak yang tahu kampus ini ya? SHU letaknya di Muzha, ndak terlalu jauh dari kampusku. Ngapain ke sini? Pas awal tahun ajaran baru, semua penerima MOE Scholarship Program 2012 dari berbagai penjuru dunia diundang untuk mengikuti semacam orientasi. Ada sekitar 700-an orang yang datang ke sana. Mereka adalah para penerima beasiswa studi S1, S2, S3 dan juga program HES (Huayu Enrichment Scholarship).

Cukup berkesan kunjunganku ke sini, karena selain bisa bertemu dengan semua mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa via TETO, daku juga dapat rejeki semacam gelas (?) antik dengan ukiran ala China klasik keluaran National Palace Museum – Taiwan, yang kudapat saat sesi doorprize en tanya jawab. Alhamdulillah :)

9. National Central University (NCU) – Zhongli

Kampus ini “surga dunia”! Begitu komentarku saat pertama kali ke sana. Lokasinya yang juga di atas bukit, penuh dengan pohon cemara *love cemara*, sejuk, luas, pokoke mantep deh ;D! Di sini jumlah mahasiswa Indonesia lumayan banyak, sehingga cukup banyak jumlah muslimnya, en mereka punya mushola khusus dari kampus #ngiri~. Daku ke sana tahun lalu saat ada pelatihan leadership di sana.

Image10. National Taiwan Ocean University (NTOU) – Keelung

Kampus ini letaknya di ujung paling utara Taiwan, di pinggir pantai~ NTOU dikenal sebagai pusatnya para ahli kelautan, perikanan, dan lain-lain yang terkait laut dan air. Ke sana akhir Desember lalu saat ada ulang tahun kampus NTOU ke 59, dan mereka mengundang para mahasiswa internasional dari kampus lain dengan sangat niat dan ramah (disediain bus gratis, makan gratis, jalan-jalan gratis :D ). Senengnya~ Sempet melihat ruang simulator kapal (ruang kendali dan kemudi kapal). Cool~

11. National Ciao Tung University (NCTU) – Hsinchu

Ini dia kampus topnya untuk jurusan science and technology! NCTU terletak di Hsinchu, yang disebut-sebut sebagai Silicon Valley-nya Taiwan. Memang, di sini adalah pusat penelitian dan pengembangan teknologi Taiwan yang cukup canggih. Taiwan dikenal sebagai salah satu pusat semi-konduktor dunia. Para ahli sains & teknologi Taiwan di perusahaan top seperti ASUS, HTC, dll mostly berasal dari sini.

Daku ke sini 3 kali, tapi mostly itu cuma sampai di danau depan kampusnya aja, belum sampai berkeliling kampus. Oya, di NCTU ada mushola juga lho! Selain jalan-jalan, daku ke sana sekaligus bertemu sahabat sejak SMA yang dah lama gak ketemu en kemudian gak nyangka bakalan tinggal di satu negara yang sama, maasyaAllah.

12. Asia University (AU) – Taichung

ImageAU memiliki gedung kampus yang woke punya, berarsitektur Eropa klasik, ada kubah besaaaaar, keren buat poto-poto. Letaknya cukup jauh dari kota Taichung, sekitar 1 jam perjalanan naik bis. Daku ke AU cukup sering juga, skitar 4 kali. Mengapa? Kampus AU bisa dikatakan pusat kegiatannya temen-temen Indonesia di wilayah Taiwan tengah. Jumlah mahasiswa Indonesia termasuk cukup banyak, sehingga kampus memberikan sebuah ruang khusus untuk dijadikan  mushola.

13. Feng Chia University – Taichung

Daku ke sana bulan Februari 2013 lalu, dalam rangka rapat bareng temen-temen sedivisi di PPI Taiwan. Kampus yang letaknya sangat dekat dengan Feng Chia night market (night market –> pasar malam) ini, termasuk salah satu yang terkenal di daerah central Taiwan.

14. National Sun Yat Sen University (NSYU) – Kaohsiung

Ini kampus terjauh yang pernah kukunjungi di Taiwan. Letaknya di ujung selatan Taiwan :D ! Hehehe…. Daku ke sini saat ada kegiatan di Masjid Kaohsiung, dan kemudian oleh temanku diajak ke kampusnya di NSYU. Saat mampir ke sana pas malam, jadi ndak terlalu kelihatan pemandangannya. Tapi looks that kampusnya mantep, luas, banyak pohon, en deket pantai :)

***

Hm… Setelah didaftar ternyata baru 14 kampus yang dikunjungi. Still long way to go untuk mengunjungi kampus lainnya di Taiwan secara keseluruhan. hahaha…. But, smoga dimudahkan dan dilancarkan. InsyaAllah will add more campuses to my list very soon, masih ada 1 tahun 3 bulan lagi di sini.


Introduction: Taipei Grand Masjid

$
0
0

Ceritanya barusan daku lagi cari bahan seputar sejarah mesjid-mesjid yang ada di Taiwan untuk materi penelitian tesisku. Nah, trus kemudian menemukan video dokumenter ini. Dari sini, kita bisa mendapatkan informasi seputar sejarah, arsitektur serta penjelasan tentang Islam secara umum.

Terutama untuk khalayak awam (orang Taiwan maksudnya), video ini penting dan perlu diperkenalkan dan disebarkan kepada mereka supaya lebih mengenal Islam, sejarah dan sisi lain dunia.


Let’s Learn Chinese!

$
0
0

Salah satu hal menarik buatku selama studi di Taiwan adalah belajar sambil mempraktikkan bahasa Mandarin. Sebagai informasi, selain travel freak, aku juga adalah seorang language freak :D . Kesukaan pada Asia Timur harus didukung dengan penguasaan bahasanya. Selain itu, agak sayang rasanya, kalau kesempatan belajar bahasa di native country dilewatkan.

By the way, bahasa ada ribuan jumlahnya di dunia ini. Tapi, mengapa aku memilih untuk mempelajari bahasa Mandarin dari sekian ribu bahasa itu? Alasannya karena bahasa Mandarin (Zhongwen) itu dipakai oleh lebih dari 1,3 milyar penduduk RRC. Selain itu, diaspora overseas Chinese (warga keturunan China) ada di hampir seluruh Negara di dunia. Negara mana sih yang nggak ada China town-nya? Bisa dibayangkan, betapa bahagianya apabila kita bisa berkomunikasi dengan 1,3 milyar penduduk dunia. haha…

Image

Selama mempelajari bahasa Mandarin, kusadari bahwa bahasa ini memang layak mendapat gelar sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia. Lidahku sering keseleo karena berbagai shengdiao (nada-nada) yang meliuk-liuk. Kering rasanya bibir ini mengulang-ulang kata yang sama, agar dapat terucap dengan nada yang benar. Belum lagi ketika mempelajari karakter kanjinya. Tapi, justru di situ keunikan dari bahasa Mandarin. Kanji merupakan karakter piktograf tertua di dunia yang masih aktif dipakai. Berbeda halnya dengan karakter Baji – Sumeria dan Hierogliph – Mesir yang sudah lama punah.

Image

Mempelajari bahasa asing di native country-nya memang sangat efektif dan bermanfaat, karena bisa langsung kita praktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya di Taiwan sini, di beberapa kampus diberikan kursus Mandarin secara gratis bagi mahasiswa asing. Kalau di kampusku, ada sebuah kelompok sukarelawan yang terdiri dari para istri dosen yang sudah pensiun untuk membantu pembelajaran bahasa mandarin dan kebudayan China secara gratis untuk para mahasiswa asing. Namanya adalah Campus Caring Group. Beberapa waktu lalu, aku pernah mengikuti workshop membuat kerajinan tradisional China, dan juga mengikuti trip gratis ke Yilan bersama mereka :D .

Mandarin di China dan Taiwan

Oya, sekedar informasi, ada beberapa perbedaan dalam bahasa Mandarin yang digunakan di China daratan dengan di Taiwan. Antara lain; ejaan/ pengucapan bahasa Mandarin di China daratan menggunakan sistem pinyin, sedangkan di Taiwan dengan Bopomofo dan sistem Wade-Giles. Sebagai contoh untuk membedakannya: 北京, jika ditulis dengan pinyin dibaca: Běijīng, sedangkan dengan Wade-Giles dibaca: Peking.

Berhubung ketika di UI dulu aku belajar dengan pinyin, maka ketika di Taiwan sini sempat mengalami kesulitan dalam “meromanisasikan” karakter kanji. Selain itu, kanji yang dipakai di China daratan adalah yang sudah disederhanakan (simplified), sedangkan di Taiwan menggunakan kanji tradisional (asli, dan lebih rumit). Contohnya: untuk kanji Negara “China”, karakter simplified: 中国, sedangkan untuk tradisional: 中國.

Image

Contoh lain: Traditional – Simplified Character

Namun, walaupun begitu, menurut pendapatku ketika kita berada di Taiwan, ada baiknya mempelajari bahasa Mandarin, walau itu hanya tingkat dasar. Selain berguna untuk keseharian kita, juga bisa menambah kemampuan bahasa kita. For your information, sebagai salah satu “goal” dalam belajar bahasa Mandarin, ada baiknya juga untuk mengambil TOCFL (Test of Chinese as Foreign Language). Ini semacam TOEFL untuk bahasa Mandarin, dan diakui secara internasional.

Tesnya diadakan di Taiwan dan beberapa Negara lain sebanyak 2 kali dalam setahun. Ada 5 level, dengan pembagian tingkat dasar/ A (level 1,2), tingkat menengah/ B (level 3 dan 4), dan tingkat mahir/ C (level 5). Adapun untuk tesnya, terbagi menjadi 4 sections terpisah; reading, listening, writing dan speaking. Kita bisa memilih ingin menguti section yang mana. insyaAllah, sebelum meninggalkan Taiwan per Agustus 2014 nanti, minimal sertifikat TOCFL level 3 sudah di tangan :) ! Mari :D


Review Korean Movie: I Am King

$
0
0

Di sela-sela mengerjakan paper, eh nemu satu film Korea berlatarkan sejarah Korea masa Dinasti Chosun yang cukup oke. Judulnya “I Am King”. Walhasil tergoda untuk rehat sejenak (120 menit :p) buat nonton film yang di-launch pada Agustus 2012 lalu. Genre dari film ini adalah historical comedy, sehingga tak hanya menghibur, tapi ada pelajaran sejarah Korea yang bisa kita ambil darinya.

Image

I Am King ini berkisah tentang Pangeran Chung Nyeong, Putra Mahkota di masa Chosun, sebelum menjadi King Sejong the Great. Sebelum ia menjadi raja, Pangeran Chung Nyeong menjadi budak untuk merasakan kehidupan di luar istana dan juga kehidupan di masyarakat secara umum di masa itu.

Sebagai informasi, berdasarkan The Annals of the Joseon Dynasty, yang berisi tentang sejarah dinasti ini dari tahun 1413 – 1865, ada beberapa hal penting yang tercatat. Raja Sejong merupakan tokoh legendaris dalam sejarah Korea karena ia menciptakan Hangul (alfabet Korea) dan di masa pemerintahannya, riset saintifik dan hukum negara berkembang dengan pesat. Raja Sejong memang dikenal sebagai seorang yang rajin belajar dan kutu buku.

Alur ceritanya bermula dari masa 3 bulan sebelum Chung Nyeong menjadi raja. Sebenarnya, Chung Nyeong adalah putra ketiga. Kakak laki-laki pertama dan keduanya tidak berhasil meyakinkan ayahnya, Raja Taejong untuk meneruskan tahtanya. Oleh karena itu, sang raja membuat perintah kerajaan agar Chung Nyeong menjadi pemimpin selanjutnya. Akan tetapi, ia sangat menolak dan tidak mau menjadi raja, dan ia ingin hidup bebas, ditemani dengan buku-buku yang amat ia sukai, sehingga ia memilih untuk melarikan diri dari istana sebelum upacara pelantikan.

Setelah beberapa lama berpikir, akhirnya Chung Nyeong melarikan diri dengan melompati pagar istana. Dalam pelariannya, ia tanpa sengaja berpapasan dengan seorang budak bernama Deok Chil, yang memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Karena kondisi yang kompleks, akhirnya Deok Chil menggantikan sang pangeran tinggal di istana dan Chung Nyung menjadi budak.

Sepanjang perjalanan dan pengalamannya sebagai budak, Chung Nyung melihat dengan mata kepala sendiri kondisi masyarakatnya yang hidup dengan kemiskinan dan harus bekerja rodi. Dan ia pun menjalani harinya sebagai orang awam. Pada intinya, akhirnya ia sadar dengan sikapnya yang tidak bijak dan kekanak-kanakan, dan pengalaman hidupnya sebagai budak tersebut menjadikannya kukuh ingin menjadi pemimpin negeri tersebut. Agar masyarakatnya bisa hidup dengan layak dan sejahtera.

Ada satu bagian dari film ini yang aku suka, yaitu kutipan dari Konfusius oleh Chung Nyeong saat ditanya apa pendapatnya terkait politik. Ia berkata: “According to Confusius, for outstanding politics there are three things; the people must have conviction, the sergeant must conserve his health. and the people must have work and rest. Among these three, if we were to give up all, there is one thing we should never give up; Loyal peaceful.”

Pada intinya, film ini sangat kurekomendasikan untuk ditonton. Gak sekedar menghibur, tapi juga bisa kita ambil pelajarannya.

Informasi lengkap tentang film ini bisa dilihat di: WIKIPEDIA

Sedangkan untuk menonton filmnya secara online, Watch: I Am King Online


Video: Duìbùqǐ wǒ de zhōngwén bù hǎo

$
0
0

Pertama kali tahu video ini dari guru bahasa Mandarinku di kelas. Beliau sengaja memutar video ini untuk refreshing sambil belajar listening mandarin :D . Sungguh menarik en bikin ngakak (oops), maksudnya, lirik dari lagu ini sangat mengena bagi para orang asing yang lagi belajar mandarin. Lagu ini dinyanyikan oleh “Transition” 前進樂團, berjudul 對不起我的中文不好 (Duìbùqǐ wǒ de zhōngwén bù hǎo) yang artinya I’m sorry, my Chinese is not good. A song celebrating the mistakes Transition often made when learning to speak Chinese. Selamat menyimak :D

對不起 我的中文不好
Dui bu qi wo de zhong wen bu hao
對不起 對不起 我不知道你說什麼
Dui bu qi dui bu qi wo bu zhi dao ni shuo shen me
對不起 我的中文不好
Dui bu qi wo de zhong wen bu hao
對不起 對不起 我只想跟你當朋友
Dui bu qi dui bu qi wo zhi xiang gen ni dang peng you

Hello 你好嗎? 你的英文好好聽
Hello ni hao ma? ni de ying wen hao hao ting
你是美國人嗎? 並不是美國人
Ni shi mei guo ren ma? Bing bu shi mei guo ren
我是一位英國紳士
Wo shi yi wei ying guo shen shi
如果你專心聽 你會了解我
Ru guo ni zhuan xin ting ni hui liao jie wo

Repeat *

歡迎光臨 裡面坐
Huan ying guang lin li mian zuo
先生 你要吃什麼?
Xian sheng ni yao chi shen me?
我要睡覺 你很累是不是?
Wo yao shui jiao ni hen lei shi bu shi?
我不累 我肚子很餓
Wo bu lei wo du zi hen e
我想要吃水餃 請你快點做
Wo xiang yao chi shui jiao ging ni kuai dian zuo

Repeat *

(歡迎光臨 對呀 歡迎來北極熊的家)
(Huan ying guang lin dui ya huan ying lai bei ji xiong de jia)

Oh! I am so sorry Oh!
沒關係 我的中文進步了
Mei guan xi wo de zhong wen jin bu le
沒關係 沒關係 我還要跟你當朋友
Mei guan xi mei guan xi wo hai yao gen ni dang peng you
沒關係 我的中文進步了
Mei guan xi wo de zhong wen jin bu le
沒關係 沒關係 我還要跟你當朋友
Mei guan xi mei guan xi wo hai yao gen ni dang peng you

沒關係 我的中文進步了 (一點點)
Mei guan xi wo de zhong wen jin bu le (yi dian dian)
沒關係 沒關係 我還要跟你當朋友
Mei guan xi mei guan xi wo hai yao gen ni dang peng you
沒關係 我的中文進步了
Mei guan xi wo de zhong wen jin bu le
沒關係 沒關係 我還要跟你當朋友
Mei guan xi mei guan xi who hai yao gen ni dang peng you


Viewing all 257 articles
Browse latest View live