Quantcast
Channel: Sunu Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

[Share] Anak Masuk SD di Jerman

$
0
0

Tidak terasa, time flies, anak saya yang pertama pada 8 Agustus 2023 yang lalu, mulai hari pertamanya sekolah di SD (Grundschule). Dalam postingan ini, saya hendak sharing pengalaman proses masuk SD (dari kelas 1) anak saya, khususnya di kota Bonn, Jerman, mulai dari proses pendaftaran hingga tradisi masuk sekolah di Jerman.

Sebagaimana di tanah air, di Jerman terdapat pula wajib belajar selama 9 tahun. Perbedaannya, SD di Jerman berlangsung selama 4 tahun (kelas 1-4). Umur minimal untuk masuk SD adalah 6 tahun saat tahun ajaran dimulai atau lebih. Berhubung anak saya kelahiran Desember 2016, maka ia baru bisa masuk SD saat umurnya 6,5 tahun di tahun 2023 ini.

Proses untuk masuk SD biasanya sudah dimulai setahun sebelum tahun ajaran dimulai. Dalam konteks kami, pemerintah kota Bonn mengirimkan sebuah surat merah sekitar bulan September 2022. Isi suratnya adalah pemberitahuan bahwa anak kami tahun depan akan mulai masuk SD, kapan pendaftarannya, dan juga tiga alternatif SD untuk dipilih. SD tersebut didata berdasarkan rayonisasi; sekolah mana yang paling dekat lokasinya dengan tempat tinggal. Tiga SD ini biasanya merupakan SD negeri, dan SD privat atau milik yayasan gereja.

Berdasarkan diskusi dengan tetangga di komplek asrama kami, ada dua pilihan SD yang paling dekat, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, setelah kami pikirkan dan mempertimbangkan banyak hal, akhirnya kami memilih untuk menyekolahkan si nona di SD negeri dengan metode pembelajaran montessori yang jaraknya sekitar 10 menit jalan kaki (700 meter).

Tentunya, dalam pemilihan sekolah ini, kami coba mendiskusikannya dengan si nona. Kami ajak nona untuk melihat-lihat kondisi sekolah, khususnya pada hari Open house sekolah (Tag der offenen Tür). Masing-masing sekolah memiliki jadwal open house yang berbeda, jadi jangan sampai kelewatan informasinya ya. Bisa dengan bertanya ke tetangga, atau tanya ke pihak sekolah terdekat.

Saat open house ini, baik orang tua dan anak “calon siswa”, bisa melihat-lihat fasilitas apa saja yang ada di sekolah, metode pembelajaran, ekstra-kurikuler (AG) yang ditawarkan, dan pastinya bisa bertanya langsung ke pihak sekolah. Tantangannya, memang, tidak semua guru bisa berbahasa Inggris. Jadinya, kemampuan bahasa Jerman memang diperlukan, khususnya salah satu orang tua.

Jika sudah mantap, maka pihak sekolah akan memberitahukan kapan jadwal pendaftaran sekolah, dan persyaratan apa saja yang harus dibawa saat pendaftaran tersebut. Ada beberapa formulir yang harus diisi, selain itu dokumen seperti akta kelahiran, kartu vaksin, buku tumbuh kembang anak, dll, juga perlu dipersiapkan. Saat jadwal pendaftaran tersebut, akan ada semacam “wawancara” antara ortu dengan guru, dan guru dengan anak kita. Sebenarnya wawancara ini semacam seleksi awal, walaupun kemungkinan ditolak cukup kecil. Selama sesi ini, anak akan diobservasi; khususnya apakah anak kita memang sudah siap untuk masuk SD (terutama dari sisi kemampuan bahasa dan pemahaman dasar).

Pertimbangan diterima atau tidaknya anak kita, biasanya berdasarkan kuota yang ada dengan jumlah pendaftar, dan juga jarak sekolah dengan rumah. Pun, kalau dari segi bahasa ada kekurangan, maka pihak sekolah akan meminta anak kita ikut semacam terapi bicara persiapan sekolah.

Hal penting lain yang perlu diperhatikan, apakah anak akan didaftarkan OGS atau tidak. Jadi, Offene Ganztagsschule (OGS) itu semacam daycare setelah pelajaran di sekolah selesai. Rata-rata, SD di Jerman selesai pukul 11.30, kemudian dilanjutkan dengan sesi makan siang. OGS berlangsung dari makan siang sampai sekitar jam 16.30. Berhubung OGS juga kuotanya lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah anak, maka akan ada semacam seleksi juga. Saya kurang tahu apa dasar pertimbangan diterima atau tidaknya anak di OGS. Tapi, yang pasti ada biaya ekstra untuk mengikutkan anak di OGS ini.

Setelah pendaftaran selesai, pengumuman biasanya dilakukan sekitar bulan Februari/Maret tahun berikutnya. Jika diterima, maka ada jadwal daftar ulang, dan beberapa persyaratan yang harus dikumpulkan. Selain itu, pemerintah kota akan melakukan tes kesehatan yang dilakukan langsung di fasilitas pemerintah. Tes kesehatan ini meliputi tes fisik secara umum, tes kemampuan bahasa Jerman, dan tes psikomotorik. Jadwal tes kesehatan ini akan dikabarkan melalui surat dan telepon. Si nona mendapatkan jadwal tes kesehatan sekitar bulan Juli 2023. Cukup mepet dengan jadwal sekolah dimulai XD. Dari tes ini, maka dokter akan memberikan rekomendasi, apa saja yang harus dicek lebih lanjut di dokter anak atau dokter spesialis.

Nah, setelah semuanya dilakukan, akhirnya persiapan masuk SD pun tiba. Ada beberapa peralatan yang harus disiapkan, list-nya akan diberikan oleh pihak sekolah saat pendaftaran ulang. Tiap sekolah, biasanya memiliki daftar barang yang sedikit berbeda. Jadi, jangan nyontek list barang dari tetangga yang beda sekolah ya. hehehe….

Ternyata, lumayan banyak yang harus dicari, terlebih tidak semua barang kami familiar dengan istilahnya. Jadi, saran dari teman kami, sebaiknya daftar barang ini diserahkan kepada pegawai toko alat tulis untuk diambilkan. Selain itu, harga barang-barang ini lumayan bervariasi. Agar lebih berhemat, sebaiknya coba cari promo di berbagai toko yang ada. Walaupun lebih ribet karena harus berburu barang di banyak toko berbeda, tapi sepadan dengan jumlah uang yang bisa dihemat 😀

Ini list panjang barang yang harus disiapkan sebelum masuk SD

Tips menghemat lainnya adalah dengan berburu barang-barang bekas untuk beberapa peralatan yang harganya lumayan. Misalnya tas ransel, Schulranzen. Tas ransel anak SD di Jerman ini, beda dengan yang ada di tanah air. Ada semacam standar khusus, dari sisi bentuk dan ukuran. Untuk merk tas ransel terkenal, satu set barunya seharga 250 Euro TT____TT. Walhasil, akhirnya kami coba melihat-lihat opsi bekas yang ada. Tapi Alhamdulillah, ada teman warga Indo di Bonn yang punya tas putrinya yang sudah beranjak remaja, sehingga otomatis tasnya sudah tidak dipakai lagi.

Begitulah sekilas cerita tentang pengalaman kami mendaftarkan anak SD di Jerman. Cerita tentang bagaimana kehidupan sekolah, akan saya posting di kesempatan berikutnya.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

Trending Articles