Di sela-sela mengerjakan paper, eh nemu satu film Korea berlatarkan sejarah Korea masa Dinasti Chosun yang cukup oke. Judulnya “I Am King”. Walhasil tergoda untuk rehat sejenak (120 menit :p) buat nonton film yang di-launch pada Agustus 2012 lalu. Genre dari film ini adalah historical comedy, sehingga tak hanya menghibur, tapi ada pelajaran sejarah Korea yang bisa kita ambil darinya.
I Am King ini berkisah tentang Pangeran Chung Nyeong, Putra Mahkota di masa Chosun, sebelum menjadi King Sejong the Great. Sebelum ia menjadi raja, Pangeran Chung Nyeong menjadi budak untuk merasakan kehidupan di luar istana dan juga kehidupan di masyarakat secara umum di masa itu.
Sebagai informasi, berdasarkan The Annals of the Joseon Dynasty, yang berisi tentang sejarah dinasti ini dari tahun 1413 – 1865, ada beberapa hal penting yang tercatat. Raja Sejong merupakan tokoh legendaris dalam sejarah Korea karena ia menciptakan Hangul (alfabet Korea) dan di masa pemerintahannya, riset saintifik dan hukum negara berkembang dengan pesat. Raja Sejong memang dikenal sebagai seorang yang rajin belajar dan kutu buku.
Alur ceritanya bermula dari masa 3 bulan sebelum Chung Nyeong menjadi raja. Sebenarnya, Chung Nyeong adalah putra ketiga. Kakak laki-laki pertama dan keduanya tidak berhasil meyakinkan ayahnya, Raja Taejong untuk meneruskan tahtanya. Oleh karena itu, sang raja membuat perintah kerajaan agar Chung Nyeong menjadi pemimpin selanjutnya. Akan tetapi, ia sangat menolak dan tidak mau menjadi raja, dan ia ingin hidup bebas, ditemani dengan buku-buku yang amat ia sukai, sehingga ia memilih untuk melarikan diri dari istana sebelum upacara pelantikan.
Setelah beberapa lama berpikir, akhirnya Chung Nyeong melarikan diri dengan melompati pagar istana. Dalam pelariannya, ia tanpa sengaja berpapasan dengan seorang budak bernama Deok Chil, yang memiliki wajah yang sangat mirip dengannya. Karena kondisi yang kompleks, akhirnya Deok Chil menggantikan sang pangeran tinggal di istana dan Chung Nyung menjadi budak.
Sepanjang perjalanan dan pengalamannya sebagai budak, Chung Nyung melihat dengan mata kepala sendiri kondisi masyarakatnya yang hidup dengan kemiskinan dan harus bekerja rodi. Dan ia pun menjalani harinya sebagai orang awam. Pada intinya, akhirnya ia sadar dengan sikapnya yang tidak bijak dan kekanak-kanakan, dan pengalaman hidupnya sebagai budak tersebut menjadikannya kukuh ingin menjadi pemimpin negeri tersebut. Agar masyarakatnya bisa hidup dengan layak dan sejahtera.
Ada satu bagian dari film ini yang aku suka, yaitu kutipan dari Konfusius oleh Chung Nyeong saat ditanya apa pendapatnya terkait politik. Ia berkata: “According to Confusius, for outstanding politics there are three things; the people must have conviction, the sergeant must conserve his health. and the people must have work and rest. Among these three, if we were to give up all, there is one thing we should never give up; Loyal peaceful.”
Pada intinya, film ini sangat kurekomendasikan untuk ditonton. Gak sekedar menghibur, tapi juga bisa kita ambil pelajarannya.
Informasi lengkap tentang film ini bisa dilihat di: WIKIPEDIA
Sedangkan untuk menonton filmnya secara online, Watch: I Am King Online
