Indonesia telah dikenal dunia dengan berbagai potensinya, tidak hanya dari aspek sumber daya alamnya, tetapi juga seluruh aspek yang menyangkut sumber daya manusianya. Akan tetapi, bangsa kita tidak boleh terlena dan merasa cukup dengan adanya potensi-potensi tersebut. Dalam era yang semakin mengglobal ini persaingan semakin ketat sehingga untuk dapat bertahan, tiap bangsa dituntut untuk terus bergerak membangun kemandiriannya, baik secara internal maupun eksternal.
Mulai akhir tahun 2015 ini, ASEAN Economic Community akan mulai diterapkan, yang berarti negara-negara ASEAN bersepakat untuk membuka masing-masing negara dan memberikan akses terbuka terhadap aliran barang (goods), jasa (services), investasi (investment), modal (capital) dan tenaga terampil (skilled labor). Di satu sisi hal ini menjadi tantangan yang sangat besar dan nyata bagi masyarakat Indonesia. Namun sebaliknya, hal ini juga dapat menjadi kesempatan bagi bangsa kita. Untuk itu, keunggulan komparatif yang telah dimiliki oleh Indonesia berupa sumber daya alam, energi dan tenaga kerja yang melimpah, tidak lagi cukup untuk meraih kemandirian bangsa.
Berdasarkan pendapat BJ Habibie (2008), keunggulan yang perlu ditingkatkan oleh bangsa ini adalah keunggulan kompetitif untuk memberi kemampuan dalam pengelolaan sumber daya yang sudah dimiliki Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lainnya. Pemuda sebagai generasi penerus, dituntut untuk ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kemandirian bangsa di tengah tantangan global tersebut. Tidak dapat dipungkiri, sejak awal perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia, pemuda Indonesia telah terbukti menjalankan peranan yang penting dan memberikan kontribusi yang besar. Dan peranan ini seyogyanya akan terus diberikan untuk membangun dan menjaga tanah air. Generasi muda dan ilmu pengetahuan dapat menjadi sumber kekuatan dalam pembentukan kemandirian bangsa tersebut.
Hal-hal yang bisa dilakukan oleh pemuda dalam mengoptimalkan potensi ilmu pengetahuan untuk mencapai kemajuan dan kemandirian kolektif bangsa, antara lain:
- Pemetaan dan Pemahaman tentang Potensi Indonesia
Hal yang perlu dan penting dilakukan pertama kali adalah memetakan dan memahami potensi yang dimiliki oleh Indonesia. Prof. Zuhal, Guru Besar Universitas Indonesia, dalam bukunya yang berjudul “Kekuatan Daya Saing Indonesia: Mempersiapkan Masyarakat Berbasis Pengetahuan” (2008), menyebutkan beberapa modal yang dimiliki oleh bangsa Indonesia:
- Modal Pengetahuan. Menggunakan pengetahuan untuk mencari terobosan teknologi bagi pembangunan ekonomi yang berdaya saing,
- Modal Manusia. Individu yang mampu berinisiatif dan berkreasi melakukan hal-hal baru dengan semangat kewiraswastaan,
- Modal Sosial. Kemampuan membangun kepercayaan, solidaritas sosial, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perekonomian rakyat,
- Modal Budaya. Kemampuan mengembangkan budaya sendiri, serta menyaring dan mengglokalisasikan budaya global,
- Modal Alam dan Lingkungan. Kemampuan menjaga kualitas lingkungan dan sumberdaya alam untuk pembangunan berkelanjutan.
2. Pendidikan
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas adalah melalui pendidikan. Tiap individu memiliki ketertarikan dan passion keilmuan masing-masing. Dengan mendalami bidang yang kita pelajari secara serius, hal ini akan menciptakan profesionalitas dan keahlian. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa esensi pendidikan mencakup tiga aspek utama: memperluas ilmu dan pengetahuan (emphasizing knowledge), menumbuhkan kedewasaan berpikir (growing maturity), dan membentuk sikap untuk menjadi lebih baik dan bijak (developing good manners). Sehingga pendidikan di sini tidak hanya secara sempit diartikan sebagai menuntut ilmu di berbagai institusi formal dan bergelar, tetapi juga pendidikan non-formal yang bisa membantu proses dalam memperoleh serta menerapkan ilmu secara berkelanjutan, serta menjadikan sosok ilmuwan yang bijak dalam berpikir dan bertindak.
- Kemampuan Kepemimpinan (Leadership Skill)
Kemampuan kepemimpinan merupakan sebuah keniscayaan yang diperlukan dalam menerapkan dan menjalankan implementasi dari ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh. Kepemimpinan tidak selalu diartikan sebagai pemimpin dalam sebuah organisasi atau kelembagaan, tetapi kemampuan dalam memimpin diri sendiri dan senantiasa menumbuhkan soft-skill tersebut. Beberapa kompetensi kepemimpinan yang perlu ditumbuhkembangkan masing-masing pribadi mencakup: kemampuan berkomunikasi (communication), pengambilan keputusan (decision making), pengelolaan tugas dan pekerjaan (managing work), adaptasi (adaptation), pengambilan aksi inisiatif (initiating action), memberikan dampak (impactful) serta kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan kapabilitas orang lain (develop and coach others).
- Kemampuan Bahasa Asing
Dalam dunia yang semakin mengglobal, penguasaan Bahasa asing menjadi penting. Tidak hanya dalam rangka berkomunikasi, tetapi juga dalam penyebaran ide serta pengetahuan kepada masyarakat dunia. Untuk menjadi bangsa yang mandiri dan berdikari, kemampuan ini perlu dikembangkan agar masyarakat kita dapat bersaing secara global. Setelah memiliki keahlian di bidang masing-masing, ditunjang dengan kemampuan kepemimpinan dan pemahaman grass-root, maka dengan penguasaan bahasa asing ini dapat mendorong tercapainya generasi dengan kompetensi kelas dunia (world-class competence).
Selain keempat hal tersebut di atas, diperlukan pula penerapan ilmu pengetahuan dan yang dipadu dengan teknologi, investasi, persepsi dan inovasi (BJ Habibie, 2008). Setelah melihat tantangan nyata dan kesempatan tersebut, kini saatnya generasi muda Indonesia perlu bergerak (tidak hanya lagi bersiap) melakukan aksi nyata. Dengan adanya pemuda yang senantiasa meningkatkan kemampuannya secara individu dalam penguasaan intelektual (ilmu pengetahuan dan teknologi), hal ini dapat mendorong tercapainya kemandirian bangsa secara kolektif, serta bangsa kita akan lebih siap dalam menghadapi persaingan global. *Tulisan ini dibuat dan diterbitkan dalam Buletin Akselerasi MITI Mahasiswa edisi Maret 2015
