“Allah itu memang Maha Adil. Tiap orang diberikan-Nya keahlian dan kelebihan masing-masing…” – Chiku, 2013
Gak kebayang kalau tiap orang punya keahlian yang sama. Hidup jadi membosankan dan kurang berwarna. hahaha… Pengalaman saat berkunjung ke Yingge bersama Caring Campus Group kamis yang lalu, kembali menyadarkanku tentang hal ini.
Bermula dari tawaran trip gratis yang diadakan oleh sekelompok volunteer ibu-ibu yang tergabung dalam NCCU Caring Campus Group, aku yang memang hobi traveling (*terlebih gratisan) pun dengan sangat senang untuk bergabung. Ini kali kedua aku mengikuti trip gratis yang mereka adakan. Tahun lalu, kami berkunjung ke Yilan, dan tahun ini ke Yingge, Sanxia. Yingge letaknya tak terlalu jauh dari Taipei, hanya sekitar 1 jam perjalanan dengan bis atau kereta. Walaupun jaraknya relatif dekat, ini pertama kalinya aku berkunjung ke sana. Daerah Yingge ini terkenal dengan pusat pembuatan kerajinan keramik/ gerabah (semacam Kasongan di Jogja gitu :D).
Kunjungan pertama dilakukan ke Musium Pottery. Di sini dijelaskan tentang bagaimana sejarah perkembangan industri keramik & gerabah di Taiwan. Disebutkan bahwasanya awal berkembangnya gerabah disebabkan oleh adanya kebutuhan kolonial dalam pembangunan berbagai bangunan. Btw, fungsi dari gerabah ini gak cuma untuk keperluan bangunan, tetapi juga untuk peralatan sehari-hari, arsitektur, dan seni. Kemudian, datang pula ahli gerabah dari mainland China.
Beberapa daerah di Taiwan yang berkembang pottery-nya sebenarnya gak cuma di Yingge saja, tetapi juga di Beitou. Namun karena masalah lingkungan (polusi udara karena penggunaan batu bara untuk membakar keramik serta adanya tanah longsor), maka industri keramik gerabah di Beitou ditutup.
Trus, sedikit cerita tentang fungsi Keramik sebagai seni, mungkin teman-teman pernah melihat berbagai keramik China yang keren-keren dan filosofis; terutama dari sisi motif gambar di keramiknya. Oleh salah satu pemilik perusahaan keramik seni, bliau menjelaskan bagaimana makna motif-motif keramik seperti squirrel, dragon, bamboo, fish, rooster/ hen, flower, butterfly, etc. Intinya, masing-masing motif ada makna yang mendalam (secara bahasa mandarin dan juga filosofi pemikiran China).
Terus, yang paling menarik adalah saat para peserta mendapatkan kesempatan untuk praktek membuat keramik/ gerabah sendiri. Yeay~ Sungguh sangat excited :D! Masing-masing orang mendapat 2 tumpuk adonan tanah lempung dan alat pemutar tanah liat. Awal mulanya, pemilik studio pembuat keramiknya mendemonstrasikan proses bagaimana cara membentuknya. It looks so easy.
But, saat praktek sendiri, MaasyaAllah, sungguh susah. Tangan jadi belepotan tanah lempung (tentu saja), belum lagi tangan sedikit sakit karena gesekan dengan alatnya. Belum lagi ternyata ada teknik dan pengukuran penggunaan air yang khusus supaya hasil gerabah kita memiliki rupa yang bagus dan rapi. Bener-bener, bikin desperate. huhuhu… Akhirnya, setelah gagal di adonan pertama (kebanyakan air, jadinya adonan tanah hancur), aku pun mencoba yang kedua. Dan karena itu nyaris hancur lagi, maka bapak pembuat gerabahnya membantuku membuatkan :p.
Aku meminta dibuatkan mug dengan ukuran yang lumayan besar (maklum, seorang peminum berat :p –> maksudnya minum dalam jumlah yang banyak). Dan setelah jadi, kuukirlah mug itu dengan beragam tulisan. Saat itu, ada peserta lain yang berasal dari Thailand, dan aku meminta bantuannya untuk menuliskan kata “Sawasdee kha” dalam Thai-script. Cool :D. Nantinya, keramik yang sudah dibentuk akan diproses (pembakaran, dll) dan akan dikirimkan ke kampusku beberapa minggu kemudian. Can’t wait to see it ^^
Nah, bagian yang paling akhir adalah menghias mug dengan berbagai motif. Ternyata cukup mudah prosesnya. Tantangannya lebih kepada kreatifitas masing-masing dalam menghias. Berhubung skarang ini lagi di Taiwan, so yang kupilih adalah motif-motif klasik a la budaya China. Mug yang sudah selesai dihias, akan diproses pembakaran dan kemudian hasilnya juga akan dikirimkan ke kampus. hoho…
Jaa, sementara ini sekian dulu share pengalaman perjalananku menuju Yingge. Apabila rekan-rekan berkunjung ke sini, patut dicoba praktek dan percobaan membuat gerabah + menghias mugnya
