Quantcast
Channel: Sunu Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

[Share] Religious Dietary Law – Vegetarian

$
0
0

Jika sebelumnya membahas tentang Kosher, maka kali ini aye ingin berbagi cerita lain dengan genre yang sama. Untuk kesempatan kali ini, yang dibahas adalah Vegetarian. Sebelum daku membahas vegetarian-ism dari perspektif agama, let me explain basic information tentang macam-macam vegetarian. Mungkin sudah menjadi pengetahuan umum jika yang namanya jadi vegetarian itu ndak makan produk hewani apapun. Namun, ternyata ada beberapa tingkatan dalam menjadi vegetarian ini:

Types of Vegetarians

1. Semi Vegetarian

Untuk yang ini, mereka memang tidak lagi memakan daging merah (sebangsa sapi, dll). Untuk produk hewani, masih oke untuk makan daging unggas atau seafood, juga termasuk produk olahan seperti produk susu, telur unggas, dll.

2. Vegetarian

Untuk yang ini, mereka totally tak lagi memakan daging hewan (all kinds, termasuk unggas dan seafood). Tapi masih oke untuk makan produk susu dan telur.

3. Lacto-Vegetarian

Yang ini, mereka lebih ketat dari vegetarian. Tidak makan telur, tapi masih oke makan produk olahan susu (susu cair, keju, dll).

4. Ovo-Vegetarian

Kebalikan dari yang lacto, mereka masih oke makan telur, tapi tidak untuk produk susu.

5. Vegan

Nah, kalau yang ini bener-bener yang paling ketat, yaitu tidak makan semua produk daging, susu, telur atau turunannya. Pure hanya produk dari tumbuhan seperti kacang-kacangan, sayuran, dan buah. Sumber proteinnya berasal dari protein nabati.

Nah, sekedar tambahan, berdasarkan info dari seorang kawanku yang vegan, mereka juga tidak boleh makan jenis bawang (bawang merah, bawang putih, bawang bombay, daun bawang, etc). Jadi, ini harus benar-benar diperhatikan ketika ada kawan vegan yang mampir ke rumah kita dan kita memasakkan/ menyiapkan makanan untuk mereka. Sama seperti Halal dan Kosher, proses pengolahan makanan vegetarian juga harus bebas dari produk hewani (tidak boleh dicampur wajan dan alat masak lainnya). Juga harus diperhatikan, jangan masak dengan royco dan semacamnya (harus penyedap rasa yang berasal dari nabati), sambal terasi (soalnya kan ada udang rebon dan bawangnya), juga produk sambal lainnya (karena mostly sambal kan pake bawang ya).

Mungkin karena image-nya di Taiwan banyak produk babi dan daging tak halal, maka kebayangnya kita bakalan susah makan. Nggak separah itu koq :) . Di Taiwan sini, karena orang yang vegan cukup banyak, maka sebenarnya ada banyak tempat makan dan produk makanan yang bisa Muslim makan. Tinggal cukup bilang apakah ini “Sùshí 素食” (artinya: vegetarian food). Maka si penjualnya akan paham. vegetarian

Oya, karena seringnya kalau yang Muslim makan di luar selalu milih vegetarian food, banyak yang berpikir bahwa semua Muslim itu vegetarian. Sempat saat kawanku melihat aku makan ayam halal di masjid, mereka kaget karena mereka pikir aku seorang vegetarian :) . Maka, akhirnya aku pun menjelaskan tentang konsep halal –> in which halal itu bukan hanya tidak boleh babi dan khamr, tetapi daging sapi ayam dll itu juga harus halal, yaitu setelah melewati proses penyembelihan dan pengolahan yang sesuai dengan syariat Islam.

Kembali lagi ke topik tentang vegetarian. Tentu sudah tak asing dengan istilah ini, karena tampaknya gerakan “go veggie” sudah meluas di seluruh dunia. Mostly, alasan yang menjadi latar belakang seseorang menjadi vegetarian adalah karena alasan kesehatan, global warming ataupun peduli hewan + lingkungan alam. Nah, di sini yang hendak aye bahas adalah terkait vegetarian-ism yang ada di Taiwan. Menurutku, untuk fenomena vegetarianism di Taiwan cukup berbeda dengan lainnya. Karena di sini sebagian besar alasan ber-vegetarian adalah karena alasan religious, yaitu Buddha yang menjadi agama mayoritas masyarakat Taiwan. Beberapa waktu yang lalu, aku pernah mengikuti kelas “Religion in Taiwan” yang sempat membahas vegetarian-ism. Kemudian, aku juga mendapatkan kesempatan mengikuti workshop yang diadakan oleh Tzu Chi Foundation, di Hualien yang memang dikenal sebagai organisasi yang giat mempromosikan vegetarianism. Dari situ akan mendapatkan pengetahuan tentang alasan ideologis mengapa umat Buddha di Taiwan memilih menjadi vegetarian. Berikut beberapa alasannya:

1) Kesehatan –> sudah umum diketahui

2) Menghormati mother nature dan welas asih terhadap bumi –> ini terkait dengan lingkungan dan global warming. Dari workshop di Tzu Chi, pemateri menyebutkan bahwa air dan tumbuhan yang diperlukan untuk memelihara ternak sangatlah banyak. Untuk memproduksi 1 kg daging, itu perlu berliter-liter air dan juga puluhan kilogram rumput/ sayuran. Bayangkan jika air dan sayuran itu dialihkan untuk mengatasi bencana kelaparan, bisa untuk menyelamatkan orang banyak. Selain itu, lahan yang diperlukan untuk ternak, bisa dimanfaatkan untuk peningkatan produksi pertanian yang ujungnya adalah untuk mengatasi krisis pangan (terutama padi-padian dan sayuran).

3) Konsep ideologis: Dari cerita kawanku, konsep utama dalam Buddha adalah karma dan reinkarnasi.dalam Buddha, disebutkan bahwa mereka tidak memiliki konsep ketuhanan seperti pada agama monotheism, juga tidak ada konsep surga + neraka, juga hidup dan mati (dalam artian setelah mati masuk surga or neraka). Oleh karenanya, jika menyiksa/ membunuh hewan, itu bisa berakibat pada karma buruk, dan the worst case, bisa berpengaruh pada reinkarnasi. Selain itu, ada juga yang yakin bahwa jika membunuh hewan, sang hewan tersebut bisa jadi adalah reinkarnasi dari orang –> untuk lebih memahaminya, bisa diingat-ingat film Sun Go Kong a.k.a Kera Sakti.

Masih terkait konsep ideologis, disebutkan juga bahwa mostly mereka percaya tentang pengaruh aliran “qi” (baca: chi) atau aliran energi. Bisa berupa negatif atau positif. Nah, chi yang negatif itu bisa merusak stabilitas hidup seseorang dan juga kehidupan (–> terkait feng-shui juga kali ya?).

Alasan bagi vegan kenapa mereka tidak mau susu dan produk olahannya, karena mereka berprinsip bahwa pada dasarnya susu sapi itu adalah untuk anak sapi. Maka, jika produksi susu yang bukan untuk anak sapi, itu menyalahi kodrat dan bisa menyiksa sapi tersebut. Jika sapi tersiksa, maka aliran chi negatif bisa mempengaruhi produk tersebut dan akhirnya bisa berpengaruh buruk untuk badan manusia (karma). In other words, inti dari alasan ideologis tersebut adalah welas asih terhadap makhluk hidup, dan juga karma.

Salah satu kampanye go veggie

Salah satu kampanye go veggie

Setelah mengikuti workshop di Tzu Chi tersebut, aku jadi bisa paham alasan-alasan (mulai dari kesehatan hingga ideologis) tentang dunia vegetarian-ism. Hal ini sangat membantuku untuk memahami masyarakat Taiwan secara umumnya, dan juga kawan-kawanku yang pemeluk Buddha. At least, aku bisa tahu bagaimana caranya men-treat kawanku yang vegetarian dengan makanan yang sesuai dengan ideologi mereka. It’s what we called as tolerance (not in aqidah, but for muammalah context).



Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

Trending Articles