CAUTIONS :
Before you read this posting, please no offense ya ^o^, terutama bagi yang nantinya ngrasa “tersindir”. Hehe… I just wanna praise how GREAT Allah SWT is, especially about HIS plan to meet and match each other. (Sesungguhnya di dunia ini kita diciptakan berpasang-pasangan…..^^)
Salah satu hal yang membuatku sangat curios dengan pernikahan teman-temanku adalah how’s she/he could met her/his Mr. / Ms. RIGHT? Pertanyaan ini bukan maksudnya kenapa-kenapa (apalagi maksud buruk, jangan sampe deh). Aku tertarik dengan bagaimana dan dengan cara apa DIA mempertemukan mereka. Tiap-tiap cerita mereka memiliki sisi romantis dan keindahan tersendiri, yang membuatku semakin kagum dengan rahasia dan skenario NYA tentang jodoh.
Mendengar cerita mereka bagaikan membaca kisah romantis en indah di negeri dongeng antara putri dengan pangeran (so that’s why, almost every girl really admiring Mr. Prince plus his white horse ^o^. Tapi tenang aja, klo jaman sekarang white horsenya bisa diganti yang lain koq ; bisa sepeda, motor, mobil, bis, truk, pesawat, kapal, angkot??? dll. Tapi alat angkut ndak menjamin quality-lah yau ^o^”). Apalagi ketika aku membaca banyak buku terkait dengan “jodoh” or pernikahan (oops, ketahuan deh ^^”…), ternyata memang ada banyak cara dan jalan DIA mempertemukan dua hamba-NYA.
Kalau dari cerita teman-temanku, mereka “bertemu” with Mr./Ms. RIGHTnya dengan bermacam cara ; entah itu sudah kenal sejak dahulu, baru saja kenal atau mungkin juga belum kenal sama sekali (istilahnya “dikenalin” oleh orang-orang terdekat ybs).
Nah, kemungkinan munculnya Mr. / Ms. RIGHT bisa dari JAPRI (jalur pribadi), maksudnya = teman se-TK (?), se-SD, se-SMP, se-SMA (ini banyak kasusnya ^^), se-kelas, se-jurusan, se-fakultas, se-kampus, tetangga-an (istilah jawanya ‘peknggo ?), teman KKN atau bunga/kumbang desa tempat KKN (hayo…yang mau KKN hati-hati lho ^^!), temen se-organisasi atawa teman-teman yang lain.
Then, kemungkinan itu ndak hanya muncul dari teman seangkatan aja, bisa juga mereka adalah kakak kelas atau bahkan adek kelas. hue…he… Eh, tapi belum tentu juga lho satu sekolah menjamin mereka saling kenal. Justru pengetahuan dan “perkenalan” mereka baru terjalin ketika sudah terpisahkan oleh waktu dan jarak, namun dipertemukan dengan cara-cara yang sudah dirancang NYA. Bisa aja melalui chatting, diskusi, pertemuan alumni (reuni), atau yang lainnya. (no offense yak, peace sist & bro ^^! I’m really proud of you)
Cara lainnya ada juga yang melalui = jalur perjodohan antar orang tua (aye setuju-setuju aja tuh ama cara zamannya Siti Nurbaya ^^”), dikenalin ama sodara, “guru ngaji” or orang lain yang dipercaya dan kompeten.
Bisa aja Mr. / Ms. RIGHT itu adalah putra or putrinya temen or sahabat bapak/ibu, atau putranya dari putri budhenya pakdhe dari kakaknya Mbah…..(halah, mumet. nganggo silsilah / trah keluarga sih. he…), atau si fulan-fulanah melalui skema “biodata”, atau lainnya.
Bisa juga she or he berasal dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Papua, Maluku (pokoke sebutin 33 propinsi dan 1000an pulau di Indonesia) atau Pujasera (putri/putra Jawa kelahiran sumatra) seperti aye *yohoho…*. Ada juga kemungkinan terjadi “kokusai kekkon” or international marriage yang berarti nikah ama bule (silahkan sebut 190-an negara di dunia ini ^^).
Trus (duh, gak ada habisnya ^^”), bisa dari berbagai latar belakang studi atawa profesi. Bisa dokter (idaman para mertua. he..he..), dosen (belajar terus!), pengacara (belalah yang benar), jaksa (utamakan keadilan), politisi (?), legislator (er….?), diplomat (duta besar eui), psikolog (wa…), perawat ^^, akuntan (ayo berhitung), fisikawan (mumet), wartawan (ayo terjun ke lapangan), profesi lain yang berakhiran -an or -wan, de es be.
Intine, banyak jalan menuju Roma lah ~ ^^
***
Dari cerita-cerita orang tuaku dan teman-teman yang sudah menikah lainnya, bahwasanya jodoh itu memang benar-benar misteri dan rahasia-NYA. Ukuran “suka” dan jangka waktu tidak menjadi jaminan untuk naik pelaminan. Hal ini terlihat dari adanya fakta bahwa (belum tentu) dua orang yang saling suka atawa sudah sekian lama menjalin hubungan itu berjodoh dan menikah.
Bukan maksud untuk mengumbar-umbar cerita, tapi dari pengalaman my mom and my dad, ukuran waktu tidak menghalangi mereka. Jarak antara my mom & dad berkenalan dan “melamar” gak sampe sehari ; Pagi berkenalan, sorenya melamar! Padahal mereka belum kenal sebelumnya. Namun ya itu tadi, rahasia dan skenario jodoh dari Allah really SUGOI!!
Dari pengalaman tersebut, My mom said, “Pada prinsipnya, kalau Allah tidak meridhoi, niscaya tidak akan “jadi” dan begitu pula sebaliknya (kun…fayakun). Jadi, kalau berdoa, mintalah yang terbaik dan yang diridhoi menurut Allah, bukan terbaik ukuran kita (manusia). Karena DIA MAHA SEGALANYA”. Aku-pun mengangguk-angguk ketika mendapatkan nasihat itu.
Dari semua paparan di atas, aku semakin penasaran dengan rencana-NYA untukku. Moshikashite, that Mr RIGHT berada jauh or dekat dariku, entah sudah kenal atau belum, dan entah dengan cara apa. Tapi, yang pasti aku ingin bertemu dengannya melalui cara-cara yang diridhoi NYA.
I wish I can meet someone who has a same vision with me, seseorang yang shaleh dan bisa mengajakku bersama-sama berlomba untuk meraih kebaikan dunia akhirat, seseorang yang senantiasa berintrospeksi dan berusaha untuk membersihkan hatinya, seseorang yang paham dan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan haknya, dan tak lupa, seseorang yang melihatku sebagai diriku yang sebenarnya, bukan karena embel-embel yang melekat padaku (kya…kya…..mukaku jadi kaya’ kepiting rebus >_<! ). Pun jikalau aku tidak bisa bertemu dengannya di dunia ini, semoga di akhirat kelak aku dapat bertemu di jannah NYA (aamiin….^^).
***
Dan yakinlah bahwa rezeki, jodoh dan mati sudah ditentukan-NYA, bahkan sejak kita belum terlahir di dunia ini. We only just need to picked them up with the trully ikhtiar and tawakal! So, Ganbarimasho ^^! Ja, atashi wa matte imasu. Still waiting for you….Tanoshimi.
