Sudah lama ndak mbaca buku nih. I found this interesting and inspiring writing. Sakjane mbiyen wis tawu maca. Tapi penyakitku adalah pelupa, maka kubaca ulang buku ini. Nah, ada satu bagian dari buku yang menarik untuk di-copas di sini . Isinya insyaAllah bermanfaat buat kita semua. Semoga Semangat Penumbuhan ini bisa kita tebarkan, kepada siapa saja dan apa saja yang kita cintai karena Allah. Jaa, selamat membaca
!
Semangat Penumbuhan
(diambil dari buku “Serial Cinta” chapter 19 hal. 61)
Pekerjaan kedua seorang pecinta sejati, setelah memperhatikan adalah penumbuhan. Inilah cintanya cinta. Inilah rahasia besar yang menjelaskan bagaimana cinta bekerja mengubah kehidupan kita dan membuatnya menjadi lebih baik, lebih bermakna.
Cinta adalah gagasan dan komitmen jiwa tentang bagaimana membuat kehidupan orang yang kita cintai menjadi lebih baik. Jika perhatian memberikan pemahaman mendalam tentang sang kekasih, maka penumbuhan berarti melakukan tindakan-tindakan nyata untuk membantu sang kekasih bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Kita tidak boleh berhenti diujung perhatian sembari mengatakan kepada sang kekasih: “Aku mencintaimu sebagaimana kamu adanya.” Atau: “Aku menerima dirimu apa adanya.” Memahami dan mengerti sang kekasih tidaklah cukup. Seorang pecinta sejati harus mampu mengimajinasikan sebuah plot akhir dari kehidupan yang dijalani sang kekasih. Itu tidak berarti bahwa kita mengintervensi kehidupan pribadinya dan mengatur kehidupannya secara rigid atas nama cinta. Tidak! Yang dilakukan seorang pecinta sejati adalah menginspirasi sang kekasih untuk meraih kehidupan paling bermutu yang mungkin ia raih berdasarkan keseluruhan potensi yang ia miliki.
Kalau bukan karena kerja-kerja penumbuhan, seorang pecinta sejati tidak akan sanggup bertahan hidup di samping seorang kekasih yang ilmu, pengalaman, keterampilan dan kepribadiannya, tidak bertumbuh dalam 10 tahun perkawinannya, misalnya. Kamu pasti bosan mengobrol dengan seseorang yang hidupnya stagnan, dingin dan tidak dinamis. Para pecinta sejati menemukan gairah kehidupan dari perbuhan-perubahan dinamis dalam kehidupan kekasih mereka. Seperti gairah kehidupan yang dirasakan seorang ibu ketika ia menyaksikan bayinya tumbuh dan berkembang menjadi anak remaja lalu dewasa. Atau gairah yang dirasakan seorang guru saat menyaksikan muridnya tumbuh menjadi ilmuwan dan intelektual.
Penumbuhanlah yang membedakan cinta yang matang dengan cinta seorang melankolik. Penumbuhan adalah sisi paling rasional dan realistis dari cinta. Penumbuhan memberikan sentuhan edukasi pada hubungan cinta. Sebab di sini cinta bukan sekedar gumpalan emosi di langit jiwa, yang mungkin meledak bagai halilintar atau membanjiri bumi dengan hujan air mata. Di sini cinta adalah sebuah pekerjaan. Pekerjaan jiwa, pikiran dan fisik sekaligus. Itu yang membuatnya nyata dan efektif.
Di tangan Rasulullah saw Aisyah bukan hanya seorang istri. Rasulullah saw telah menumbuhkannya menjadi bintang di langit sejarah. Suatu saat Ali Tantawi mengatakan: “Istriku yang hanya tamatan SD ternyata lebih intelek daripada mahasiswi-mahasiswiku yang sudah hampir sarjana.” Beliau mengatakan itu setelah melewati 1- tahun masa perkawinan. Ketika Iqbal menemukan dirinya telah menjadi filosof dunia, ia menyadari itu kerja sang guru. Maka ia berkata tentang gurunya itu: “Dan nafas cintanya meniup kuncupku jadi bunga.”
***
Semoga aku dan dia yang sudah ditakdirkan oleh NYA sejak di lauh mahfuzh, dapat saling menjaga semangat penumbuhan sepanjang hayat.
Aku dan dia yang halal untukku, akan menjadi “kami” yang saling menumbuhkan, menjadi lebih baik dari sebelumnya, untuk semakin mendekat pada Nya.
Semoga…. aamiin….
