Quantcast
Channel: Sunu Family
Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

[Share] Belajar: Tata Pemerintahan yang Baik

$
0
0

Tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Itu yang amat saya yakini. Sesuatu yang kita anggap sebagai hal biasa yang tak ada kaitannya, suatu ketika kita temukan hal lain yang melengkapi kepingan misteri tersebut.

Adalah suatu ketika saya mengikuti suatu interview seleksi CPNS tahun 2008. Sang interviewer bertanya pada saya, apa itu good governance. Secara teoritis, saya ingat tentang hal ini karena pernah diajarkan saat menuntut ilmu di bangku kuliah dulu. Namun jujur, secara praktiknya, saya tidak paham benar mengapa dan bagaimana good governance itu.

Sampai pada akhirnya, di penghujung tahun 2014 (in which 6 years after my interview happened), saya dihadapkan dengan pengalaman hidup yang “menuntut” saya untuk belajar secara langsung tentang praktik good governance atau tata pemerintahan yang baik (see more about: good governance)

Sumber: dari SINI

Sumber: dari SINI

Untuk mengisi waktu tenggang antara kelulusan saya dari Taiwan sampai keberangkatan lanjut studi S3 September 2015 nanti (semoga lancar dan rezeki, aamiin), saya memilih untuk menjalani waktu ini dengan bekerja secara freelance dan magang. Banyak yang bertanya mengapa magang? Tidak bekerja profesional sekalian?

Alasannya, pertama supaya saya bisa fokus untuk persiapan aplikasi untuk S3 nanti, kedua sambil menunggu (dan cari-cari) yang berani bertemu dengan bapak saya (*hard-code), ketiga tanpa menyia-nyiakan waktu, tetap mencari pengalaman + meningkatkan life-skill, dan yang terakhir juga supaya tetap bisa nabung untuk misi backpacking berikutnya. Selain itu, agak susah juga apabila menyambi hal-hal tersebut di atas sambil kerja yang “beneran”.

Kembali ke topik. Maka, saya memutuskan untuk menjadi freelancer dengan beragam jenis pekerjaan, mulai dari sopir, note-takers sampai ke asisten peneliti. Satu hal yang saya tak sangka-sangka, ternyata benang merah dari pekerjaan freelance yang saya lakukan adalah terkait dengan good governance. Topik ini pula yang saya dalami di tempat magang (mulai awal Januari sampai akhir Maret nanti).

Dulu, good governance merupakan topik yang tidak menarik minat saya sama sekali. Selain karena “jauh”, juga karena membuat pusing sekaligus sakit hati ketika menonton perkembangan politik di negeri ini. Tapi, sepertinya ini semua sudah diatur oleh-Nya untuk saya, berhadapan dan menyaksikan langsung praktik-praktik di dunia pemerintahan dari sumber primer dan ahlinya.

Apa yang biasanya hanya saya lihat di layar kaca atau baca melalui media massa, kini saya (harus) alami dan saksikan secara langsung dari sumbernya. Berdiskusi dengan berbagai praktisi dan ahli di bidang ini membuat saya belajar untuk lebih “ngeh” dan menginternalisasi – menyerapnya – ke dalam. Apa itu sejatinya good governance, seperti apa dan siapa yang pantas disebut “berhasil” dalam mewujudkan good governance, dsb. Memang, sesuatu akan lebih terasa efeknya ketika itu tidak hanya dipelajari secara teoritis, tetapi juga perlu dirasakan, dialami secara langsung.

Lagi, walau saya belum tahu apa sebenarnya maksud dari pengalaman yang saya alami saat ini (dan pengaruhnya di masa depan), tapi saya yakin segala sesuatu pasti ada hikmahnya dan tak ada yang sia-sia. Either it is a blessing, or a lesson. Apakah mungkin suatu saat nanti ini bisa menjadi modal buat saya untuk ikut serta, turun tangan langsung menjadi aktor dalam mewujudkan good governance di tanah air tercinta? Wallahua’lam.

PS: Special thanks untuk Mas Muli atas kesempatan pengalamannya yang diberikan untuk saya “mengenal” para walikota inovatif dan “berhasil”, juga Ade + Kemitraan yang memberikan saya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang good governance selama magang 3 bulan ini. Jazakumullah khoiran katsir.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 257

Trending Articles