Alhamdulillah di bulan Mei ini, aku berkesempatan untuk mengunjungi pulau terbesar di dunia, that’s Kalimantan ato globally known as Borneo. Terakhir berada di pulau ini tahun 2011, saat bersilaturrahim dengan kawan-kawan MITI Mahasiswa wilayah Kalimantan di Banjarmasin. Nah, dengan penuh perjuangan akhirnya rencana perjalanan ke sisi utara Borneo bisa terlaksana juga :).
Niat berkunjung ke sini bermula dari adanya promo tiket AA, yang (sebenernya) sangat murah pada Oktober 2013 yang lalu. Saat itu aku berasumsi bahwa skitar bulan Mei aku sedang menulis tesis dan memerlukan “pelarian sejenak”. Dan pas rezeki ada promo ini, maka jadilah aku bersemangat untuk berperjalanan dengan rute keliling sbb: Taipei – Kota Kinabalu – Kuching – Miri – Bandar Seri Begawan (Brunei) – Kota Kinabalu – Taipei. Total hari perjalanannya adalah 7 hari, kupersingkat dari sebelumnya 10 hari. Untuk detail perjalanan (termasuk tips, itinerary, place to visit, where to stay, transport, dll) akan kuposting di lain kesempatan (*kalo sempet :p).
Khusus di sini, aku ingin menorehkan pengalaman selama di Kuching, Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Rencana awal selama di Kuching adalah mengunjungi Sarawak Cultural Village yang terkenal dengan indigenous people-nya (orang Dayak). Sebagai seorang “penggemar” etnologi, aku pun bersemangat membara untuk bisa ke sana. Namun apa daya, berdasarkan info dari pengelola hostel di Kuching, untuk ke sana perlu biaya yang tidak sedikit (sekitar 15 ringgit transport PP + 60 ringgit biaya masuk) dan waktu perjalanan yang cukup panjang, maka rencana perjalananku pun langsung “banting stir”; “Idealisme” (dalam hal ini kesukaan) harus menghadapi kenyataan (*backpacker dengan budget mepet). hahaha….
Dari segala opsi yang disampaikan officer hostel, akhirnya kupilih untuk berkunjung ke Semenggoh Wildlife Center untuk melihat Orangutan di habitat semi-liarnya. Berikut ringkasan informasi perjalanannya:
- Lokasi bis berangkat: Chin Liang Long Bus Station (Jalan Masjid, dekat Padang Merdeka Kuching – Lihat peta di bawah)
- Nomor Bis: K-6 (bis warna hijau) jurusan Semenggoh Wildlife Center
- Waktu keberangkatan bis: 07.00 a.m. dan 01.00 pm
- Durasi perjalanan: 45 menit – 1 jam
- Biaya bis: 3 Ringgit Malaysia = 30 NTD = Rp 10.000,- (one way)
Nah, berhubung waktu kunjungan ke Semenggoh ini disesuaikan dengan waktu makannya Orangutan (ada 2 sesi; jam 09.00 dan jam 15.00), maka pengunjung perlu memperkirakan waktu keberangkatan sesuai dengan pilihan waktunya. Aku memilih sesi makan yang pagi, sehingga aku pun berangkat dari hostel jam 06.30 ke stasiun bis (kira-kira 10-15 menit jalan kaki) untuk mengejar bis jam 07.00. Tidak terlalu sulit untuk menemukan terminal ini apalagi berbekal peta :D. En suasananya mirip terminal + pasar tradisional di Indonesia, jadi lebih familiar :D. Untuk bisnya pun mudah dikenali mengingat ada cukup banyak “bule” yang juga ingin ke sana. Saat itu, ada sekitar 10 bule yang sama-sama mau ke Semenggoh ini. So, akan kelihatan mencolok bis mana yang dikerumuni pelancong ;D.
Mbayarnya bisnya dengan uang cash ke pak supir saat naik bis, then langsung pilih lokasi duduk sesuka hati. As usual, my most favorite location to sit in the bus adalah kursi paling pojok belakang deket jendela; enak, bisa sambil lihat suasana sekitar en bekontempelasi (*buat yang mudah mabok or pusing, sangat tidak disarankan duduk di belakang coz sangat bumpy).
Karena suasana masih cukup pagi dan waktu tempuh cukup panjang, maka teman-teman bisa sambil nyambi sarapan or nyemil selama perjalanan, atau bisa juga nyambi baca (*sok rajin kayak aye, hahaha) atau melanjutkan tidur, silakan :D. Suasana jalan menuju ke Semenggoh mengingatkan masa kecilku saat berada di belantara Sumatra sana. Mirip-mirip lah ;), jadi sekalian nostalgia. Setelah hampir 1 jam, akhirnya kami sampai. Bis berhenti di pemberhentian terakhir, tepat di depan loket tiket Wildlife center ini.
Btw, sebenernya ada banyak tour package yang nyaman untuk bisa ke sana, dan cukup mengontak pihak hostel kalau tertarik pergi dengan package, biayanya sekitar 60 RM untuk transport PP hostel – Semenggoh +tiket masuk. Tapi berhubung kantong agak mepet dan dengan dalih ingin “menjelajahi” the real Kuching, akhirnya aye memilih untuk pake transport umum. More challenging :D!
Sesampainya di Semenggoh, langsung beli tiket. Awalnya pak penjual tiket mengira bahwa aku adalah “lokal” Malaysian, soale kalo saya cakap Malay, mirip-lah :D. Sempet otak jahat berpikir; “Klo ngaku-ngaku sbagai lokal, bisa dapat tiket lebih murah nih. hehehe…”. But demi keberkahan perjalanan serta nasionalisme kebangsaan, kujawab: “I am Indonesian” :).
Berikut beberapa info penting terkait Semenggoh Wildlife center:
- Biaya tiket masuk: 10 RM (untuk orang asing non-Malaysia dewasa) dan 5 RM (untuk warga Malaysia)
- Feeding time: 09.00 – 10.00 dan 15.00 – 16.00
- Jarak gerbang – lokasi: 1.3 km
- Waktu perjalanan dari gerbang masuk ke lokasi: 20-30 menit jalan kaki (dengan kontur jalan naik turun XD)
Setelah berjalan dan berpeluh ria, akhirnya ketemu juga lokasi feeding orang utannya :D! Kulihat ada beberapa orang utan yang sudah sibuk bergelantungan di pepohonan mencari makanan yang sudah disiapkan petugas. Sedikit berdiskusi dengan pak cik petugas, kudapat informasi bahwa di Semenggoh ini, terdapat sekitar 26 orang utan yang “rajin” datang ke sana. Orang utan tertua bernama “Seluku”, yang sudah berumur 43 tahun dan berstatus “nenek-nenek”. Ada juga kutemui orang utan balita bernama “Gania” berumur 5,5 tahun. Dinamakan demikian untuk mengenang salah satu petugas center ini yang sudah wafat.
Informasi lain yang kudapat, Semenggoh wild-life center dikelola oleh pemerintah negara bagian (state-government) Sarawak dan sudah ada sejak tahun 1970-an, in which brarti skarang sudah 40 tahun. Dan si nenek “Seluku” merupakan “penghuni” pertama. Untuk petugasnya, ada sekitar 6 orang officer dan pekerja teknis (bersih-bersih dll) sekitar 9 orang.
Oya, beberapa tips kalau mau ke Semenggoh:
- Siapkan minuman yang cukup, karena akan berjalan cukup “lumayan” ke lokasi makannya orangutan
- Siapkan stamina! Syukur-syukur kalo rejeki pas jalan kaki, trus ada yang berbaik hati kasih tumpangan :) (And I got a free ride from a very kind Malaysian lady, Alhamdulillah, trima kasih cik!)
- Gunakan sepatu kets, selain supaya lebih nyaman berjalan, juga lebih cocok untuk situasi di hutan
- Gunakan kaos panjang, celana/ rok panjang mengingat lokasi center yang di antara hutan (bakalan ada nyamuk en serangga sejenis)
- Bagi yang hobi foto, jangan lupa bawa kamera dengan lensa tele atau zoom yang cukup oke karena jarak kita dengan orangutan agak jauhan. Trus tidak diperbolehkan pakai tripod (jadi gak usah repot-repot bawa) karena itu bisa membuat orangutan ketakutan (dikira senapan).
Anyway, buat pecinta binatang dan alam, lokasi ini sangat direkomendasikan untuk dikunjungi :)! Walo pernah lihat orangutan di kebon binatang, tapi tetep aja sensasinya beda jika kita melihat mereka langsung di habitat (semi) alaminya. Kalau dipikir-pikir, sebenarnya di tanah air juga ada tempat semacam ini di Kalimantan Barat, tapi karena akses, transportasi dan informasi yang kurang memadai, jadinya belum sempat mengunjunginya ke sana. Smoga next time bisa berkunjung. aamiin
Jaa, untuk info lebih lanjut tentang Semenggoh wild-life center bisa dibaca di tautan BERIKUT.
